Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia meminta pemerintah segera mengalihkan anggaran subsidi BBM langsung ke masyarakat miskin yang membutuhkan atau people-based subsidy. Dengan demikian, besaran subsidi dapat dikurangi dan dialihkan untuk pembangunan infrastruktur.
Gubernur BI Agus Martowardojo menyampaikan subsidi yang berbasis produk selama ini telah mengurangi kesempatan untuk memperkuat modal dasar pembangunan.
"Pembangunan kualitas SDM, infrastruktur, kapasitas inovasi dan kelembagaan, yang merupakan modal dasar untuk naik kelas ke negara maju, menjadi tersandera oleh subsidi yang kurang tepat sasaran," katanya dalam pidato Bankers Dinner 2014, Kamis (20/11/2014) malam.
Bank sentral, lanjutnya, mendukung langkah pemerintah menaikkan harga BBM subsidi karena akan menyediakan ruang fiskal untuk memperkuat pembangunan meskipun meningkatkan tekanan inflasi dalam jangka pendek.
Agus menambahkan perbaikan efisiensi ekonomi akan menjadikan Indonesia menarik, tidak hanya karena ukuran pasar domestik yang besar, tetapi juga sebagai basis produksi global.
Kemampuan untuk menjadi lokasi produksi manufaktur global dapat menjadi tiket untuk berperan besar di ASEAN. "Posisi ini akan mempercepat transisi ke negara maju dan menghindari middle income trap," ujar Agus.