Bisnis.com, TALIWANG-- Aktivitas perekonomian masyarakat di sekitar tambang PT Newmont Nusa Tenggara berangsur normal setelah diperolehnya izin ekspor konsentrat pada September 2014.
Padahal, sejak perusahaan asal Amerika Serikat itu mengumumkan force majeure pad Juni silam, perekonomian masyarakat sempat terhenti 3 bulan. Berdasarkan pantauan Bisnis, warung-warung makanan mulai dibuka kembali. Bahkan tempat usaha kontrakan juga sebagian telah dihuni.
Nurmi misalnya. Pemilik warung tenda di terminal karyawan itu mengungkapkan kini dirinya bisa meraup hingga Rp1,5 juta per hari.
"Padahal, pada waktu Newmont berhenti beroperasi, saya hanya mampu mengantongi maksimal Rp60.000 per hari," katanya, di Benete, Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Kamis (20/11/2014).
Dia menjelaskan keuntungan yang diperoleh kala Newmont berhenti beroperasi fluktuatif. Kadang, lanjutnya, hanya mengantongi Rp20.000 saja.
Kini, setelah perusahaan memperoleh izin ekspor konsentrat pada September lalu, dia mengaku bersyukur karena ratusan karyawan per hari menyambangi warung sederhana miliknya.
Menurutnya, salah satu menu favorit para pekerja tambang adalah Nasi Balapan. Hanya saja, aneka jajanan seperti gorengan dan buah juga tak kalah peminatnya.
Padahal, sewaktu Newmont berhenti beroperasi, dia hanya menjajakan minuman, kopi dan rokok. "Kalau Nasi Balapan dan gorengan takut tidak laku. Nanti malah rugi," katanya.
Dia mengatakan meski hanya menjual kopi dan rokok, dirinya tetap tak patah arang sementara pelaku usaha warung makanan lainnya memilih untuk menutup usaha kecil-kecilan itu. "Buat anak saya yang masih sekolah, saya akan tetap berjualan," katanya.
