Bisnis.com, PADANG—Mengefisiensikan penggunaan energi, PT Semen Padang berencana membangun pembangkit listrik mandiri untuk memenuhi kebutuhan listrik perseroan yang terus membengkak.
Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk, induk usaha Semen Padang mengatakan kebutuhan listrik perseroan terus mengalami peningkatan, sehingga perusahaan semen tertua di Indonesia itu berencana membangun pembangkit sendiri.
“Tengah dilakukan kajian, apa untung ruginya. Kalau memungkinkan dibangun pembangkit sendiri ya ketergantungan Semen Padang terhadap PLN bisa dikurangi,” katanya kepada Bisnis, Selasa (18/11/2014).
Dia menyebutkan belum bisa memastikan kapan holding semen milik negara itu akan membangun pembangkit listrik untuk PT Semen Padang. Namun, pembangunan pembangkit itu menurutnya salah satu upaya menekan beban operasional yang besar.
Dwi mengungkapkan beban listrik PT Semen Padang mencapai 12% dari total biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan. Porsi itu dinilai terlalu besar dan potensial menggerus laba jika tak segera disiasati.
Menurutnya, perusahaan dengan kode emiten SMGR itu mendorong efisiensi penggunaan energi di seluruh anak usaha. Termasuk kemungkinan membangun pembangkit listrik sendiri.
“Intinya ya efisiensi. Untuk jangka panjang bangun pembangkit sendiri solusinya. Kami masih lakukan kajian dan cari investor,” ujarnya.
Direktur Utama PT Semen Padang Benny Wendry mengungkapkan jika pabrik Indarung VI beroperasi pada 2016 mendatang, maka kebutuhan listrik perseroan mencapai 150 Mw (Mega watt).
“Saat ini kebutuhan kita [perusahaan] 90 Mw. Beban perusahaan untuk kebutuhan listrik ini tergolong paling besar,” katanya.
Makanya, Benny menilai membangun pembangkit listrik sendiri merupakan solusi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus bertambah. Apalagi, Semen Padang memprioritaskan peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan semen dalam negeri.
Dia menyebutkan sampai Oktober 2014, produksi Semen Padang sebanyak 5,5 juta ton, sementara penjualan mencapai 5,9 juta ton. Sedangkan kapasitas produksi mencapai 6,8 juta ton dari tiga pabrik yang beroperasi.
Benny menargetkan pada 2016, kapasitas produksi perseroan mencapai 10,5 juta ton dengan beroperasinya dua perusahaan tambahan yakni pabrik di Dumai, Riau dengan kapasitas 900.000 ton dan Indarung VI yang berkapasitas 3 juta ton.