Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah bermaksud mengembangkan 13 kawasan industri di luar Jawa untuk penyebaran investasi bidang pengolahan di berbagai daerah di Indonesia.
"Tahun ini akan ada satu peletakan batu pertama yaitu di Morowali (Sulawesi Tengah), sekitar Desember," kata Menperin Saleh Husin di Jakarta, Selasa (11/11/2014).
Menurutnya, seperti dikutip Antara, salah satu butir program Quick Wins Perindustrian 2014-2019 adalah pembangunan 10 kawasan industri di luar pulau Jawa.
Untuk mewujudkan program tersebut, pihaknya telah menyiapkan pengembangan 13 kawasan industri di berbagai daerah, tujuh di antaranya berada di kawasan Indonesia Timur.
"Pengembangan kawasan-kawasan industri tersebut berbasis sumber daya alam setempat. Mereka (investor) tertarik pada sumber daya alamnya, maka kami minta bangun kawasan industrinya agar industri hilir sumber daya alam tersebut berkembang pula," katanya.
Ke-13 kawasan industri yang akan dikembangkan adalah pertama, Teluk Bintuni (Papua Barat) yang berbasis gas, sehingga akan dikembangkan industri petrokimia.
"Saat ini sedang disiapkan payung hukum untuk pemenuhan kebutuhan gas bagi industri petrokimia, dan untuk kawasan industrinya sedang dilakukan pemetaan tanah dan survei masyarakat," katanya.
Kedua, Halmahera Timur (Maluku Utara) dengan basis pengembangan industri nikel. Saat ini, kata dia, sudah dilakukan pembangunan pelabuhan dan fasilitas pendukung kawasan industri.
Selain itu Kemenperin juga mengupayakan percepatan persetujuan permohonan tax holiday untuk PT Antam serta koordinasi dengan Kementerian ESDM dan PLN untuk penambahan pembangkit listrik di kawasan tersebut.
Ketiga, Bitung (Sulawesi Utara) dan keempat adalah Palu (Sulawesi Tengah). Keduanya yang saat ini statusnya sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan tengah disiapkan rencana pembangunan kawasan industri dan penetapan badan pengelola KEK.
Kelima Morowali (Sulawesi Tengah) yang berbasis pengolahan nikel. Saat ini pembangunan smelter sudah mencapai 85 persen dan untuk kawasan industri sudah dilakukan pembebasan lahan 1.200 Ha serta penyiapan dokumen pembangunan kawasan industri.
"Investor dari Tiongkok sudah siap melakukan investasi, yang diperkirakan mencapai Rp9 triliun sampai Rp12 triliun," kata Saleh Husin Keenam adalah Konawe (Sulawesi Tenggara). Untuk mewujudkan kawasan industri di daerah tersebut, kata dia, sudah dilakukan "land clearing" dan dalam proses penyelesaian izin usaha kawasan industri.
Ketujuh adalah Bantaeng (Sulawesi Selatan). "Saat ini sedang dilakukan fasilitasi penyusunan rencana induk dan rencana strategis kawasan industri untuk lahan perencanaan seluas 2.000 hektare," katanya.
Sedangkan enam lainnya adalah Batu Licin (Kalimantan Selatan), Ketapang (Kalimantan Barat), Landak (Kalimantan Barat), Kuala Tanjung dan Sei Mangke (Sumatera Utara), serta Tanggamus (Lampung).
Selain itu Menperin juga mengatakan awal tahun depan akan ada peletakan batu pertama untuk kawasan industri di Gresik (Jawa Timur). "Infrastrukturnya sedang disiapkan dan penyiapan lahan seluas 1.700 hektare," katanya.
Sekjen Kemenperin Anshari Bukhari menambahkan investor kawasan industri di Gresik tersebut antara lain Pemda Kabupaten Gresik dan PT Pelabuhan Indonesia.