Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Kembali Pangkas Estimasi Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah kembali memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 5,2%, semakin jauh dari target APBN Perubahan 2014 sebesar 5,5%.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah kembali memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 5,2%, semakin jauh dari target APBN Perubahan 2014 sebesar 5,5%.

Pemangkasan itu dilakukan setelah melihat kinerja perekonomian kuartal III/2014 yang hanya tumbuh 5,01%, jauh dari keyakinan pemerintah yang sebelumnya menyebutkan pertumbuhan akan melesat mulai kuartal III/2014 setelah kuartal sebelumnya hanya melaju 5,12%.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro berharap kuartal IV/2014 lebih baik dengan pertumbuhan nyaris 5,3%, sehingga dapat mendongkrak laju PDB sepanjang tahun mendekati 5,2%, meskipun ekspor belum dapat diharapkan.

“Mudah-mudahan investasi dan konsumsi pemerintah dapat menolong di pertumbuhan kuartal IV/2014,” katanya, Kamis (6/11/2014).

Konsumsi pemerintah, lanjutnya, seperti biasa diharapkan dapat melesat pada akhir tahun setelah sempat tertahan pada kuartal sebelumnya karena masa transisi pemerintahan. Bambang berhitung realisasi pada akhir tahun akan 93%-95% dari total belanja, termasuk subsidi.

Akselerasi pertumbuhan juga diharapkan dari investasi yang diyakini akan tumbuh pada pengujung tahun. Sebelumnya, tutur Bambang, dunia usaha menunggu (wait and see) karena ketidakpastian hasil Pemilu.

“Mudah-mudahan (investasi bisa memacu pertumbuhan), apalagi Presiden Joko Widodo sangat semangat untuk mendatangkan investasi, meskipun itu sangat awal,” ujarnya.

Soal konsumsi rumah tangga, Bambang mengakui memang akan terpengaruh jika harga BBM subsidi dinaikkan. Pemerintah, kata dia, akan mengendalikan inflasi sehingga daya beli masyarakat terjaga.

Pemerintah sejauh ini telah membagikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Kartu itu disiapkan sebagai jaring pengaman sosial untuk mengurangi dampak negatif ekonomi dan sosial dari kenaikan harga BBM.

Saat menaikkan harga BBM tahun lalu, pemerintah menambah penyaluran beras untuk masyarakat miskin (raskin), bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM), dan menambah alokasi belanja bansos.

Menkeu pendahulu Bambang, M. Chatib Basri, sebelumnya memperkirakan laju PDB 2014 akan mencapai 5,3% setelah melihat data pertumbuhan kuartal II/2014 yang hanya 5,12%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper