Bisnis.com, KOBA - Para petani di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung mengeluhkan tingginya harga bibit lada yang mencapai Rp8.000 per batang.
"Harganya terus naik dari Rp5.000 menjadi Rp8.000 per batang, sehingga petani harus mengeluarkan biaya besar untuk membeli bibit," kata Basri, seorang petani lada Desa Jelutung, Kabupaten Bangka Tengah, Kamis (23/10/2014).
Dia menjelaskan sekarang petani lebih memilih melakukan pembibitan sendiri dengan mengambil batang dari tanaman lada yang sudah berumur tua.
"Kalau membeli bibit jelas tidak kuat biaya karena membutuhkan uang jutaan rupiah untuk mendapatkan bibit unggul," ujarnya. Ia mengakui dengan pola pembibitan sendiri membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa ditanam di lahan kebun miliknya.
"Selain itu kualitas bibit juga belum tentu lebih baik karena pembibitan dilakukan secara tradisional dengan pola perawatan yang tidak profesional," ujarnya.
Naiknya harga bibit, kata dia, seiring terus meroketnya harga lada atau sahang yang sekarang ini menembus Rp147.000 per kilogram.
"Harga tersebut kalau pembeli datang ke rumah, tetapi kalau langsung dibawa ke gudang di Pangkalpinang kabarnya harga bisa mencapai Rp155.000 per kilogram," ujarnya.
Namun pada musim kemarau saat ini produksi buah lada menurun karena ada sebagian batang yang menguning akibat kekurangan air.
"Kalau batang menguning jelas buahnya sedikit sehingga produksinya lebih sedikit, tetapi tidak semua batang dan daun menguning hanya beberapa batang saja," katanya.