Bisnis.com, JAKARTA -- Pada tahun ini total penjualan ke luar negeri diproyeksikan lebih kecil hanya US$2 miliar, sampai dengan September terkumpul US$1,8 miliar.
Sepanjang tahun lalu ekspor mebel tercatat US$1,81 miliar sedangkan produk kerajinan US$800 juta.
Sementara pada tahun depan omzet ekspor dipatok sedikitnya US$2,3 miliar. Nilai ini mayoritas berasal dari produk berbasis kayu sebesar 60%, rotan 13%, plastik 5%, metal 6%, selebihnya berasal dari bambu, panel dan lain-lain.
Strategi pemasaran yang ditempuh pengusaha untuk meningkatkan pamor sekaligus penjualan produk furnitur Indonesia salah satunya melalui pameran. Program lain yang tengah dirintis ialah membuka pusat furnitur di luar negeri.
"Untuk penetrasi pasar ekspor kami foskuskan perluasan pemasaran, seperti pameran IFEX dan kami buka House of Indonesia di China sebagai pilot project," tutur Ketua Bidang Pemasaran dan Promosi Amkri Tenggono Chuandra Phoa, di Jakarta, Kamis (9/10/2014).
IFEX pada 12 - 15 Maret 2015 ditargetkan berkontribusi total senilai US$1,3 miliar terhadap omzet industri furnitur nasional. Khusus untuk penjualan langsung di lokasi pameran dipatok mencapai US$300 juta.