Bisnis.com, SURABAYA--Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Timur berharap operasional Terminal Teluk Lamong yang sedianya dimulai November mendatang menerapkan sistem tarif fleksibel sehingga terbuka kemungkinan negosiasi.
Ketua ALFI Jawa Timur Hengky Pratoko mengungkapkan Terminal Teluk Lamong menerapkan sistem tagihan terintegrasi antara jasa terminal dengan angkutan truk. Kedua biaya tersebut menyatu dalam satu surat tagihan.
Pola ini, kata dia, menyebabkan ada tarif tunggal yang ditentukan perusahaan angkutan kepada perusahaan logistik. Padahal, di terminal konvensional tarif berlaku sistem fleksibel, bisa ditawar, sehingga besarannya berbeda-beda pada tiap perusahaan.
"Kami usul agar tarif angkutan dari dermaga bisa negoisasi perusahaan anggota ALFI dengan pemilik truk, sehingga tagihan business to business tidak melalui Terminal Teluk Lamong," jelasnya, Selasa (7/10/2014).
Dia menilai bila berlaku tarif tunggal melalui tagihan yang dikeluarkan pengelola terminal bisa saja mengganggu pola usaha. Terlebih pembayaran ekspor maupun impor juga terjadi penundaan rata-rata 3 bulan.
Direktur Operasi dan Teknik Terminal Teluk Lamong Agung Kresno Sarwono mengungkapkan soal penerbitan tagihan jasa terminal dan angkutan di dermaga belum final.
"Silakan saja langsung negoisasi dengan pemilik truk anggota konsorsium, besaran kesepakatan tinggal beritahukan kami dan disesuaikan dengan sistem yang ada," jelasnya.
Menurutnya pemberlakuan tagihan jasa terminal dengan biaya angkutan hanya bertujuan menjaga arus kas.
Terlebih Organda Tanjung Perak juga meminta pengelola terminal mendorong pembayaran jasa angkutan ini lebih tertata karena investasi 100 truk berbahan gas di terminal itu memerlukan Rp100 miliar.
Terminal Teluk Lamong sedianya dioperasikan November mendatang dengan pelayanan perdana kapal rute Surabaya - Samarinda dan Surabaya - Balikpapan.
Pengelola menerapkan layanan dermaga gratis 3 bulan sebagai bagian uji coba tersebut.
Adapun operasional dermaga internasional di Teluk Lamong direncanakan awal 2015. Seiring operasional terminal internasional tersebut, Bea Cukai Tanjung Perak menyiapkan 24 orang untuk bertugas di sana.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tipe Madya Tanjung Perak Syarif Hidayat mengungkapkan petugas tersebut disiapkan khusus mengingat Terminal Teluk Lamong menerapkan sistem informasi terpadu.
"Pengetahuan dan keterampilan teknologi akan diberikan, ada pelatihan khusus karena sistemnya berbasis teknologi," jelasnya.
Menurutnya pemeriksaan di bea cukai konvensional menggunakan cara manual, ada isian form kertas maupun tanda tangan.
Sedangkan saat Terminal Teluk Lamong beroperasi sistemnya menggunakan elektronik, laporan pemeriksaan dikirimkan dan diverifikasi atasan melalui laporan elektronik.