Bisnis.com, JAKARTA— Tren konsumsi pada 2014 mengalami penambahan varian, saat ini jenis minuman teh, jus dan isotonik semakin beragam, lewat beberapa perkembangan industri investasi terbuka lebar.
“Melihat potensinya masih besar, untuk jenis apapun karena semua trennya bertumbuh mulai dari AMDK, teh, jus, isotonik maupun soda. Kalau mau investasi hadir maka perbaikan iklim industri menjadi harga mati,” tutur Ketua Umum Asosiasi Minuman Ringan (Asrim) Triyono Prijosoesilo, kepada Bisnis.com, Kamis (25/9/2014).
Menurut catatan Bisnis, pertumbuhan produksi industri minuman ringan nasional bertumbuh berkisar antara 8% - 10% pada 2014.
Asrim menargetkan konsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) mendominasi sebesar 18 miliar liter, sedangkan untuk minuman teh sebesar 6 miliar liter.
Masalah biaya logistik dan distribusi menjadi halangan tambahan diluar proses produksi, menurutnya dengan luas daerah Indonesia ditambah sarana infrastruktur yang tidak merata maka banyak produk yang tidak bisa terserap hingga penjuru negeri.
“Ini tantangan kita, kalau mau lebih bertaring. Pokoknya secara kualitas teknis kita oke, tetapi iklim industrinya yang lemah,” tambahnya.