Bisnis.com, JAKARTA-- PT Adhi Persada Properti, yang merupakan anak usaha dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk menargetkan penjualan Rp 2,3 triliun pada tahun depan. Target tersebut naik 35% dibandingkan dengan target tahun ini sebesar Rp1,7 triliun.
Direktur Utama APP Ipuk Nimpuno mengatakan periode tahun ini sudah akan habis dalam tiga bulan. Dirinya mulai fokus pada target tahun depan.
Dengan banyaknya proyek yang kami luncurkan pada tahun ini, target Rp1,7 triliun akan tercapai segera pada Desember. Sekarang kami sudah memikirkan target tahun depan dan proyek apa yang akan kami luncurkan, katanya kepada Bisnis saat ditemui di acara Topping Off Apartemen Taman Melati Jatinangor di Sumedang, akhir pekan lalu.
Ipuk menjabarkan kontribusi pemasok penjualan pada tahun ini diperoleh dari proyek apartemen mahasiswa Taman Melati di Margonda, Yogyakarta, Surabaya dan Jatinangor. Total penjulalan dari proyek apartemen Taman Melati di empat kota sudah mencapai Rp900 miliar. Belum lagi ditambah proyek apartemen dan mix used di Grand Dhika City Bekasi, Grand Dhika Mansion Pejaten dan Grand Dhika Jatiwarna.
Di Margonda ada 2 tower dengan total 1.300 unit sudah habis terjual. Sekarang sudah main di pasar sekunder. Di Yogja juga sudah ludes terjual pada tower 1, kami akan bangun lagi tower 2 dan 3, ujarnya.
Tahun depan, rupanya Ipuk akan menerapkan konsep serupa. Dia menerangkan akan mengembangkan apartemen dengan brand Taman Melati di kawasan pendidikan di Malang, Semarang dan Solo.
Rencana awal akan kami bangun di Malang dulu, di dekat Universitas Brawijaya. Baru akhir tahun kami menyasar Semarang di sekitar jalan Ahmad Yani dekat Universitas Diponegoro dan kawasan kampus di Solo, ujarnya.
Ipuk merasa percaya diri untuk mengembangkan Apartemen mahasisiwa di Malang dan Semarang. Namun tidak begitu di Solo. Pihaknya masih berulang kali mengecek kondisi pasar properti untuk mahasiswa di Solo.
Pasar kami dalam membangun apartemen mahasiswa Taman Melati adalah kawasan yang mana harga sewa kos per bulan mencapai Rp2 juta-Rp3 juta. Kalau di Malang dan Semarang, potensinya masih ada, jadi kami dulukan pembangunan disana dengan masing-masing kami bangun 750 unit, ujarnya.
Jika di Solo, tambah Ipuk, harga sewa kos masih murah sekitar Rp1 juta bahkan di bawahnya. Ipuk belum berani bermain di level apartemen di Solo pada awal tahun. Mungkin akhir tahun depan.
Di Solo, kami akan tunggu momen yang pas. Jika terlalu cepat eksekusi, takut tidak lalu. Tetapi jika terlalu lambat, juga akan ketinggalan. Kami tunggu dulu rencana perluasan bandara di Solo dan beroperasinya tol Semarang-Solo yang otomatis akan mengerek harga properti di sana, urainya.