Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian kembali bertemu dengan UC Rusia Alumunium (Rusal). Kedua pihak melanjutkan pembicaraan soal rencana investasi perusahaan tambang mineral asal Rusia itu di Indonesia.
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan Rusal nampak serius untuk menanamkan kapitalnya di Indonesia. Sejauh ini Rusal sudah teken MoU dengan PT Arbaya Energi untuk membangun smelter alumina di Kalimantan Barat.
“Yang kami bicarakan utamanya adalah apakah mereka sudah punya lahan. Selain itu mereka minta dicarikan mitra lokal tetapi kami tidak bisa campuri karena ini B to B,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Kemenperin belum dapat memastikan apakah realisasi proyek smelter alumina tersebut akan berlangsung sesuai rencana atau tidak. Pasalnya tahapan yang dijajaki Rusal masih awal dan ke depan tergantung seagresif apa komitmen investasi mereka.
Pada sisi lain Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menyatakan Rusal juga menawarkan diri untuk menjadi konsultan dalam menangani masalah di bidang geologi. “Mereka menawarkan diri membantu Inalum,” ujarnya.
Sekitar empat atau lima tahun silam, Rusal sudah menjalin perjanjian dengan PT Aneka Tambang Tbk. untuk pembangunan smelter di Tayan, Kalbar. Tapi krisis dan ketidakcocokan dengan mitra maka rencana tersebut batal.
"Ini menunjukkan tidaklah mudah mengambil keputusan bagi investor Rusia, tidak seperti China,” kata Hidayat.