Bisnis.com, JAKARTA—Tahun 2015 digadang-gadang sebagai tahun berkembangnya pasar properti di kawasan Jakarta Timur.
Hasil penelitian Jones Lang LaSalle (JLL) menyebutkan perkembangan properti di Jakarta Timur didominasi oleh perkantoran, rumah kantor (rukan) dan perumahan.
“Perkantoran di Jakarta Timur tingkat okupansinya pada kuartal II/2014 mencapai 90%, lebih padat dibandingkan okupansi di Jakarta Barat sebesar 82%,” papar riset tersebut seperti dikutip Bisnis.com, Minggu (3/8/2014).
Dengan okupansi yang tinggi, harga sewa perkantoran di Jakarta Timur non Central Bussines District (non CBD) masih relatif rendah yaitu Rp70.000. Sedangkan harga sewa perkantoran di kawasan Jakarta non-CBD tertinggi berada di kawasan TB. Simatupang, Jakarta Selatan dengan patokan harga Rp165.000/m2/bulan.
Managing Director PT Modernland Realty Tbk Andy K Natanael mengatakan kawasan Jakarta Timur menjadi sasaran para investor untuk ajang investasi baru.
“Semester II/2014 hingga sepanjang 2015 adalah saatnya Jakarta Timur berkembang,” katanya saat ditemui Bisnis.com di Jakarta.
Dia menjelaskan perkembangan properti memang selalu dimulai dari bagian barat, seperti contoh Jakarta Barat, Bandung Barat, Surabaya Barat bahkan Amerika bagian Barat atau West Coast. Kawasan tersebut, kata Andy, merupakan kawasan yang diunggulkan pembangunnya.
“Daerah timur jarang tersentuh bahkan terkesan dilewati. Kasus serupa terjadi di Jakarta Timur selama 10 tahun terakhir,” ungkapnya.
Andy memaparkan para pengembang memilih mengembangkan properti di Bekasi dan melewatkan Jakarta Timur tidak tersentuh. Hingga Bekasi sudah overload.
Di tambah lagi, Jakarta Utara sudah tidak ada lahan karena akan dibangun proyek reklamasi pantai. Kawasan Jakarta Selatan juga sudah padat hingga mencapai Bogor.
“Dengan ketersediaan lahan di Jakarta Timur yang masih banyak dan harga tanah yang belum menanjak maksimal maka investor maupun end user akan masuk kembali ke timur,” katanya
Bagaimanapun, tambah Andy, Jakarta Timur merupakan bagian dari Jakarta bukan kawasan pinggiran atau daerah penyangga. Akses untuk ke Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta Barat masih relatif dekat.
“Jakarta Timur akan menjadi berlian yang timbul pada 2015. Investasi akan berkembang ke arah Timur dengan perumahan dan rukan sebagai primadonanya”.