Bisnis.com JAKARTA – Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu diharapkan menjadi tulang punggung produksi minyak Indonesia ketika telah mencapai produksi penuh.
Pasalnya, Kementerian Energi dna Sumber Daya Mineral memperkirakan produksi lapangan tersebut akan menopang 20% produksi minyak nasional.
Memang, produksi dari lapangan tersebut akan meningkat secara bertahap hingga mencapai kapasitas penuh pada April 2015 sebesar 165.000 barel per hari (barel oil per day/BOPD).
Meski, kini produksi lapangan yang dikelola Mobil Cepu Ltd (MCL) baru sekitar 29.000 BOPD dan akan meningkat hingga 39.000 BOPD pada September 2014.
Menteri ESDM Jero Wacik mengungkapkan bila proyek Banyu Urip masuk dalam katerogi proyek besar. Artinya akan memberikan kontribusi besar kepada Indonesia. “Saya hitung revenuenya sekitar Rp50 triliun per tahun,” katanya seperti dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Selasa (27/5/2014).
Dia berharap agara sebelum masa jabatannya selesai, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa meresmikan produksi perdana sekitar 30.000 BOPD. Untuk itu, Wacik akan melakukan peninjauan kesiapan lapangan Banyu Urip sebelum peresmian tersebut.
Lapangan tersebut diprediksi memiliki sumber daya sekitar 450 juta barel minyak. Fasilitas tersebut mencakup 49 sumur pada tiga anjungan sumur, sebuah fasilitas pengolahan pusat, pipa sepanjang 95 kilometer untuk mengalirkan minyak ke fasilitas penyimpanan dan alir-muat terapung (Floating Storage and Offloading/FSO) bermuatan maksimal 1,7 juta barrel.
Kapal tangker akan mengangkut minyak dari FSO tersebut ke pasar domestik dan dunia.