Bisnis.com, JAKARTA--Pengamat menilai kementerian terkait belum cukup tegas dan serius dalam penertiban perdagangan biji kakao non-fermentasi.
Pasalnya, harga biji kakao fermentasi dapat bermuara terhadap peningkatan daya saing pelaku usaha nasional utamanya untuk menembus pasar Eropa sekaligus dapat mendongkrak harga jual biji kakao di level petani.
"Masalahnya, harga biji kakao yang fermentasi atau tidak itu hampir sama. Ini tugas pemerintah. Kalau bisa dikompensasi Rp2.500/kg saja, sudah bagus," kata Kepala Divisi Riset Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Misnawi, Selasa (15/4/2014).
Misnawi menjabarkan, masalah fermentasi ini sepenuhnya adalah masalah non-teknis, yaitu lemahnya kelembagaan petani, padahal masalah teknis sangat mudah, yaitu cukup dengan melakukan pemeraman biji kakao.
Selama ini, paparnya, selisih harga yang umum di pasar lokal kurang dari Rp2.000/kg dari dua jenis biji itu, yang tidak cukup untuk mendorong petani melakukan fermentasi produknya.
BM KAKAO: Pemerintah Diminta Tertibkan Biji Non-Fermentasi
Pengamat menilai kementerian terkait belum cukup tegas dan serius dalam penertiban perdagangan biji kakao non-fermentasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Arys Aditya
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium