Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melihat terpuruknya pasar keuangan yang diikuti depresiasi rupiah berkaitan dengan hasil perhitungan suara sementara pemilihan legislatif 2014 yang di luar ekspektasi pasar.
Wakil Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan hasil quick count yang menunjukkan tidak ada pemenang dominan dalam Pileg 2014 telah menciptakan ketidakpastian, terutama soal koalisi pemerintahan di kabinet.
“Mereka memperkirakan future. Barangkali bagi mereka, future-nya mungkin belum jelek, tapi kurang pasti sehingga mereka merasa lebih baik tahan dulu. Kalau kondisinya nanti pasti, termasuk soal koalisi segala macam, dia masuk lagi,” katanya, Kamis (10/4/2014).
IHSG ditutup 4.765,73 pada perdagangan Kamis (10/4/2014), anjlok 155,68 poin atau 3,16% dari perdagangan sehari sebelumnya. Investor asing tercatat melakukan jual bersih Rp1,45 triliun.
Di pasar utang, imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) bertenor 10 tahun naik 3,7 basis poin menjadi 7,87%.
Sejalan dengan itu, rupiah ditutup Rp11.358 per dolar Amerika Serikat, melemah 0,61% menurut Bloomberg Dollar Index.
Pasar sebelumnya berekspektasi PDI-Perjuangan yang mengusung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden, akan mendulang suara paling tidak 25%-27% sesuai prediksi beberapa lembaga survei.
Namun dalam quick count, kendati unggul, PDI-P hanya menghimpun 19,8% suara yang mengharuskan koalisi dengan partai lain untuk dapat mengajukan kandidat pasangan presiden-wakil presiden dalam Pilpres Juli.