Bisnis.com, JAKARTA - Secara perlahan, tetapi pasti, harga bahan pangan merambat naik di sejumlah daerah. Tak terkecuali cabe, yang di luar dugaan. mengalami lonjalan yang relatif tinggi pada Juat (4/4/2014).
Harga Cabe rawit, misalnya, yang dijual di sejumlah pasar tradisional Kota Gorontalo, telah menembus hingga Rp70.000 per kilogram (kg), dan mulai meresahkkan warga.
"Kenaikkan harga cabe ini tentunya berdampak pada ekonomi keluarga kami, tapi tetap kami harus beli karena sudah menjadi kebutuhan," kata Salma, salah satu warga Kota Gorontalo itu, Jumat (4/4/2014).
Menurut ibu dua anak yang ditemui di Pasar Sentral Kota Gorontalo, pemerintah daerah harus membantu memproteksi akan kenaikkan harga cabe ini, karena cabe juga merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat.
Sementara itu, sejumlah pedagang di Pasar Sentral itu membenarkan kenaikkan harga cabe rawit, yang menurut mereka dipicu oleh tingginya permintaan dari daerah luar seperti Manado, Sulawesi utara.
Umbin (50), seorang pedagang di pasar itu mengatakan, sebelumnya harga cabe rawit dari distributor hanya Rp15.000 per kilogram, kini naik berkisar Rp55.000 sampai Rp60.000 per kilogram. "Karena itu kami menjualnya seharga Rp70.000," katanya.
Hal senada juga disampaikan Minah (36), pedagang sembako di pasar tradisional itu. Meski harga cabe rawit naik, tetapi stok masih ada.
Cabe rawit yang dijual di pasar-pasar di Kota Gorontalo didatangkan distributor dari berbagai daerah di Provinsi Gorontalo.
Gejolak kenaikan Cabe putih berdampak pada pedagang makanan yang dengan terpaksa harus menaikan harga makanan maupun sedikit mengurangi bumbu yang di pergunakan dalam masakan.
"Khusus makanan yang kami jual memang ada peningkatan harga tetapi tidak signifikan, hanya sekitar Rp500 hingga Rp1.000 per porsinya," ujar pedagang nasi di kompleks Terminal Telaga, Kabupaten Gorontalo. (Antara)