Bisnis.com, JAKARTA – Ketersediaan energi listrik sangat penting untuk mendorong potensi ekonomi masyarakat. Masalahnya, masih banyak daerah yang selama ini belum tersentuh jaringan listrik PLN.
Untuk mengatasi masalah itu, sebagian masyarakat memanfaatkan sumber energi listrik alternatif berbasis potensi lokal. Salah satu di antaranya PLTMH Betteng, Enrekang, Sulsel.
PLTMH Betteng diuji-coba oleh Koperasi Wai Tuo sejak Desember 2013. Saat ini, pembangkit ini dikelola oleh koperasi dengan 2 orang operator dan 1 orang tenaga administrasi dengan honor Rp150.000 per bulan.
Daya terbangkit dari pembangkit ini sebesar 40 kW untuk melistriki 115 rumah, dan sejumlah sarana umum, dengan perincian sebanyak 35 rumah terpasang 200 watt dengan tarif Rp15.000 per bulan, dan sebanyak 75 rumah dikenaik tarif Rp30.000.
PLTMH Betteng juga melistriki 2 masjid, 1 pustu, 1 kantor desa, dan 1 sekolah dasar.Lebih dari itu, pembangkit ini menjadi sumber energi untuk menggerakkan usaha produktif berupa 2 mesin kopi untuk pengupas kulit basah, dan pengupas kulit ari.
Jenis kopi andalan produksi Koperasi Wai Tuo adalah jenis arabika dengan produktivitas 70 ton per tahun. Harga kopi ini dijual seharga Rp10.000 per kg dalam kondisi basah, sedangkan dalam bentuk beras Rp40.000 per kg.
Hasil kopi Betteng dijual ke Tana Toraja, hingga Makassar.