Bisnis.com, JAKARTA- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penurunan terbesar ekspor nonmigas Januari 2014 terhadap Desember 2013 terjadi pada bijih, kerak dan abu logam sebesar US$685,2juta atau70,13%
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan tahun ini memang akan ada defisit perdagangan hingga US$4 miliar akibat turunnya ekspor yang berkaitan dengan UU Minerba tersebut. Namun, kata dia, hal tersebut sudah diketahui oleh Kementerian Keuangan sehingga pemerintah sendiri sudah mencari cara untuk mengatasinya.
“Ini akan recovery 2 tahun. Ada berbagai cara yang akan dilakukan, terutama bila penggunaan biodiesel dengan campuran 10% untuk kendaraan transportasi, industri, komersial dan pembangkit listrik bisa diterapkan. Ini bisa saving hingga US$3 miliar,” ujarnya di Jakarta, Senin (3/3/2014).
Saat ini, kata Hidayat, perundingan antara penghasil CPO dengan PT Pertamina (Persero) yang difasilitasi Kementerian Perindustrian sudah mencapai tahap final. “Substitusi dengan biodiesel ini akan berhasil. Akan ada kontrak 3 tahun antara keduanya, lagi difinalisasi, saya pikir 1-2 minggu ini selesai, angkanya (harga dan kontrak) sedang difinalisasi.”