Bisnis.com, JAKARTA-Industri mebel dan kerajinan mengejar pertumbuhan ekspor 25% guna mencapai target US$5 miliar pada beberapa tahun ke depan.
Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Soenoto mengatakan, dengan potensi yang dimiliki, seharusnya Indonesia bisa menjadi leader untuk industri mebel dan kerajinan di kawasan regional Asean.
Dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah, sumber daya manusia yang besar serta semakin kondusifnya iklim investasi, Indonesia harus bisa meningkatkan target pertumbuhan ekspor produk mebel dan kerajinan nasional hingga US$5 miliar dalam beberapa tahun mendatang.
Saat ini, industri mebel belum menjadi industri yang tangguh. Dari total ekspor mebel dunia senilai US$112 miliar, ekspor mebel Indonesia hanya US$1,7 miliar pada 2013.
Kemudian, dari 15 eksportir mebel dunia, Indonesia hanya menduduki peringkat ke-13. Kinerja industri mebel Indonesia ini jauh di bawah total ekspor mebel Vietnam yang mencapai US$4 miliar dan menduduki posisi ke-4.
Padahal, 10 tahun lalu industri mebel Vietnam belum muncul.
“Kami butuh pertumbuhan 25% untuk bisa mengejar. Kami minta dukungan pemerintah, bila ada regulasi atau UU yg dirasa menghambat pertumbuhan dunia furnitur dan kerajinan, kami akan terus desak untuk dihilangkan, begitu juga sebaliknya,” kata Soenoto sebelum acara Rakernas Tahunan AMKRI di Jakarta, Jumat (14/2/2014).
Berdasarkan catatan AMKRI, pada 2013, pertumbuhan ekspor mebel dan kerajian mencapai 20% atau naik dari pertumbuhan pada 2012 yang hanya 15%. Tahun ini, AMKRI menargetkan nilai ekspor industri ini mencapai US$2,8 miliar.
Kondisi nilai tukar rupiah yang melemah juga menjadi momen pengusaha mebel dan rotan untuk menaikan lagi nilai ekspor. Apalagi, Permendag No 35, 36, dan 37 Tahun 2011 yang menyetop ekspor bahan baku rotan memiliki dampak bagi pengusaha furnitur rotan sehingga menjadikan industri ini lebih bergairah.
Untuk bisa mencapai target ambisius tersebut, kata Soenoto, harus dilakukan usaha-usaha yang konkret. Menurutnya, desain merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan.
“Harus dilakukan pengembangan desain karena tiap negara memiliki selera yang berbeda-beda. Kemudian, desain juga harus dilindungi, karena apa artinya desain itu bila dikembangkan tanpa perlindungan, nanti malah dipatenkan oleh negara lain,” lanjutnya.
Bila sektor ini mendapat perhatian dari semua pihak, terutama pemerintah sebagai regulator, industri ini akan tumbuh sehat dan bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar selain sebagai penghasil devisa negara yang dapat diandalkan.
Adanya kerjasama dengan berbagai pihak, untuk jangka pendek, ada beberapa hal yang diharapkan oleh pelaku usaha mebel. Harapan tersebut a.l berkurangnya kesenjangan antara kebutuhan bahan baku dan pasokan bahan baku, meningkatnya kemampuan desain dan finishing produk, dan tumbuhnya industri mebel dan kerajinan.
Selain itu, meningkatnya daya saing industri mebel dan kerajinan di pasar global, produksi meningkat rata-rata 10% setiap tahun dan meningkatnya nilai ekspor hingga 25% per tahun.
Industri Furnitur Kejar Pertumbuhan Ekspor 25%
Industri mebel dan kerajinan mengejar pertumbuhan ekspor 25% guna mencapai target US$5 miliar pada beberapa tahun ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Riendy Astria
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium