Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Olympic Tunda Kembangkan Industri Furnitur Sukabumi

Perusahaan furnitur nasional PT Cahaya Sakti Furintraco, yang merupakan produsen Olympic menunda rencana pengembangan kawasan industri di Cikembar, Sukabumi lantaran permasalahan infrastruktur.

Bisnis.com, JAKARTA- Perusahaan furnitur nasional PT Cahaya Sakti Furintraco, yang merupakan produsen Olympic menunda rencana pengembangan kawasan industri di Cikembar, Sukabumi lantaran permasalahan infrastruktur.

Chairman Olympic Au Bintoro mengatakan pihaknya telah membeli lahan seluas 635 hektar di Cikembar, Sukabumi yang rencananya akan digunakan untuk mengembangkan kawasan industri furnitur. Pengembangan kawasan tersebut terbagi dalam 2 tahap, yakni sekitar 235 hektar untuk tahap pertama dan sisanya 400 hektar di tahap kedua.

Rencananya, di atas lahan seluas 235 hektar tersebut, Olympic akan menggunakan lahan sekitar 18 hektar untuk ekspansi perusahannya, yang merupakan pindahan dari kawasan industri di wilayah Sentul, Bogor. Sedangkan sisanya, akan ditawarkan kepada investor lain yang berminat membangun pabrik di kawasan tersebut.

Aturannya kami konstruksi tahun ini, tetapi akan kami tunda 1 tahun, mungkin akhir tahun baru mulai. Soalnya, infrastrukturnya rusak sekali, berlubang dan jembatan Cimandenya rusak parah perlu 5 jam ke Sukabumi dari Jakarta,” kata Bintoro di sela-sela acara Rakernas Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia di Jakarta, Jumat (14/2/2014).

Lantaran infrastruktur yang rusak tersebut, pihaknya belum berani membawa para investor yang berminat untuk menuju ke lokasi. Pasalnya, hal tersebut akan membuat investor berpikir panjang untuk menanamkan investasinya di sana.

Setelah persoalan infrastruktur jalan diselesaikan, pihaknya akan segera melakukan roadshow ke Taiwan dan China untuk menawarkan. Adapun saat ini, sudah ada beberapa perusahaan dari China yang ingin berinvestasi di kawasan industri tersebut.

Menurut Bintoro, lahan seluas 235 hektar tersebut bisa menampung skeitar 100 perusahaan furnitur. Sedangkan pengembangan tahap II direncanakan 2-3 tahun setelah tahap pertama rampung.

Untuk ekspansi kami, dari 18 hektar, kami akan gunakan 8 hektar untuk bangunan, yang nantinya digunakan untuk menggantikan pabrik yang relokasi dari Bogor. Tetapi ke depan kami juga akan terus ekspansi, sisa tanah masih ada,” tambah dia.

Adapun harga lahan di sana sekitar Rp500.000 per meter. Sedangkan untuk bangunan, sekitar Rp1.500.000 per meter. Di kawasan industri tersebut, pihaknya juga akan membangun fasiltas umum dan fasilitas sosial, termasuk sekolah pendidikan furnitur. “Untuk bangun infrastruktur sekitar Rp350 miliar, kalau dihitung lahan dan bangunan hitung saja sendiri.”

Pada sisi lain, Bintoro mengungkapkan kinerja Oliympic sepanjang 2013 cukup menggembirakan. Pertumbuhan penjualan pada 2013 mencapai 20%. Adapun tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan penjualan sekitar 30%.

Keyakinan tersebut lantaran tahun 2014 yang dikatakan sebagai tahun politik membuat masyarakat lebih konsumtif. “Akan banyak uang yang beredar, konsumen lebih tinggi,” jelas dia.

Kemudian, untuk ekspor, pihaknya juga menargetkan pertumbuhan ekspor hingga 15%-20% tahun ini. Pada 2013, ekspor furnitur sekitar US$1 juta per bulan. Adapun porsi ekspor paling besar ke negara Timur Tengah, yakni mencapai 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper