Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha mendesak perbaikan infrastruktur jalur distribusi dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, mengingat jalur yang merupakan pintu utama arus ekspor-impor tersebut kian memprihatinkan.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Sofian Pane mengatakan banjir di wilayah ibu kota telah melumpuhkan kegiatan logistik dan merusak infrastruktur di jalur distribusi Priok.
"Pengusaha logistik menderita kerugian milliaran rupiah per hari karena pergerakan arus barang terhambat. Dampaknya, perusahaan forwarder sebagai wakil pemilik barang selalu di klaim jika terjadi keterlambatan pengangkutan ekspor maupun pemulangan kontainer eks impor di depo," ujarnya kepada Bisnis hari ini, Senin (10/2/2014).
Dia mengatakan forwarder yang harus menalangi terlebih dahulu tambahan biaya akibat terhambatnya arus barang di pelabuhan, padahal tidak ada faktor kesengajaan terjadinya keterlambatan keluar masuk kontainer tersebut.
"Semua itu akibat situasi dan kondisi yang saat ini sama-sama kita alami, banjir dan macet dimana-mana," tuturnya.
Menurut Sofian, tambahan beban biaya tersebut pada akhirnya berdampak kepada harga jual barang yang akan melonjak. Ujung-ujungnya,kata dia, masyarakat sebagai konsumen akhir yang menanggung semua beban tambahan tersebut.
"Oleh karena itu untuk menurunkan biaya logistik, perbaikan infrastruktur dan peningkatan kapasitas Pelabuhan Priok mendesak direalisasikan," katanya.
Dia menambahkan pelabuhan berperan vital bagi daya saing negara karena pelabuhan sebagai salah satu elemen biaya logistik nasional.