Bisnis.com, JAKARTA – Harga surat utang negara (SUN) turun 95 basis poin – 231 basis poin selama sepekan lalu, yang ditandai mulai keluarnya dana asing Rp1,45 triliun, seiring kekhawatiran the Fed akan meningkatkan pengurangan stimulus moneternya.
Menurut data PT Penilai Harga Efek Indonesia, harga SUN bertenor 10 tahun turun 231 basis poin pada penutupan perdagangan Kamis (30/1) ke level 96,25% dibandingkan posisi sama pada pekan sebelumnya pada level 98,56%.
Sementara itu, harga obligasi negara bertenor 20 tahun juga turun 95 basis poin week-on-week ke level 90%, sedangkan harga SUN bertenor pendek 5 tahun justru naik 12 basis poin 99,47% dari posisi pada Kamis pekan sebelumnya 99,35%.
Jika dilihat dari data Direktorat Jendral Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan per 28 Januari, yang merefleksikan transaksi pada awal pekan ini, kepemilikan asing turun Rp1,45 triliun menjadi Rp328,97 triliun dari posisi tertinggi pada bulan ini Rp330,4 triliun pada 24 Januari.
Desmon Silitonga, analis PT Millenium Danatama Asset Management, mengatakan dampak dari keputusan the Fed mengurangi stimulus moneternya senilai US$10 miliar, dari US$75 miliar menjadi US$65 miliar, hanya bersifat sementara.
“Koreksi di pasar obligasi juga dipengaruhi pelemahan rupiah, sifatnya ini hanya sementara,” katanya, Senain (3/2).
Dia menuturkan investor sudah mengantisipasi faktor tapering off tersebut sejak lama. Menurutnya, saat ini investor lebih mengkhawatirkan realisasi inflasi dan kebijakan Bank Indonesia apakah akan menaikkan suku bunga acuan.