Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Hanya Akan Bangun 4 SPBG, Ini Alasannya

Pemerintah hanya akan menggunakan membiayai pembangunan empat stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) sepanjang 2014. Pasalnya pemerintah telah memiliki komitmen pembangunan 24 SPBG oleh pihak swasta.
Konversi tersebut dapat membuat Indominco menghemat 27% pengeluarannya untuk bahan bakar kendaraan pertambangan. /bisnis.com
Konversi tersebut dapat membuat Indominco menghemat 27% pengeluarannya untuk bahan bakar kendaraan pertambangan. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah hanya akan menggunakan membiayai pembangunan empat  stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) sepanjang 2014. Pasalnya pemerintah telah memiliki komitmen pembangunan 24 SPBG oleh pihak swasta. 

Edy Hermantoro, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan pemerintah hanya menjadi pendorong dalam pembangunan SPBG. Penggunaan APBN untuk membangun infrastruktur tersebut bertujuan meningkatkan pasar pengguna bahan bakar gas (BBG). 

"Pemerintah memang hanya sebagai pemicunya. Setelah pasar pengguna BBG terbentuk, silakan asosiasi dan pihak swasta yang masuk dalam bisnis itu," katanya di Jakarta, Minggu (2/2/2014). 

Edy menuturkan tahun ini pemerintah hanya menganggarkan pembangunan empat SPBG. Akan tetapi, sudah ada komitmen dari perusahaan swasta dan badan usaha milik negara (BUMN) untuk membangun 24 SPBG lainnya di seluruh wilayah Indonesia. 

Tahun lalu, pemerintah membiayai pembangunan delapan SPBG dengan anggaran mencapai Rp470 miliar. Dari rencana delapan SPBG itu hanya terealisasi tujuh unit, karena pembangunan satu unit lainnya mendapat penolakan dari sebagian masyarakat di Bumi Serpong Damai. 

Menurut Edy, pemerintah akan fokus pada pengembangan gas alam cair atau liquefied petroleum gas (LNG) untuk transportasi. Saat ini, Kementerian ESDM masih melakukan kajian terkait penggunaan LNG untuk kendaraan transportasi. 

Sebelumnya, pemerintah melibatkan PT Pertamina (Persero) dalam proyek percobaan penggunaan LNG untuk kendaraan berat pertambangan milik PT Indominco Mandiri. Dalam proyek itu, perseroan memasok kebutuhan LNG Indominco yang mencapai 160.000 meter kubik per tahun. 

Konversi tersebut dapat membuat Indominco menghemat 27% pengeluarannya untuk bahan bakar kendaraan pertambangan. Dengan Asumsi kebutuhan diesel 160.000 meter kubik pertahun atau setara dengan 3,78 juta British thermal unit (MMBtu) dan selisih harga diesel dengan LNG mencapai US$18 per MMBtu, maka penghematannya US$45,3 juta per tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper