Bisnis.com, JAKARTA- Jaringan Nasional Untuk Keadilan Erwiana dan Seluruh Buruh Migran (Jarna Kebumi) menggelar aksi demo di depan Istana Negara, Kamis (30/1/2014).
Menurut Zaenab, salah seorang koordinator aksi, demo tersebut digelar sebagai wujud solidaritas terhadap Erwiana, buruh migran asal Ngawi Jawa Timur yang disiksa majikannya, Law Wan Tung, di Hong Kong.
Dia mengatakan kasus Erwiana merupakan satu dari sekian banyak kasus yang menimpah buruh migran asal Indonesia. Sebagian besar dari kasus-kasus tersebut yang ditangani Badan Penemptan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) tidak diselesaikan dengan baik.
"Kasus demi kasus itu mulai dari gaji yang tidak dibayar, kekerasan, pelecehan, PHK sepihak dan masih banyak lagi," ujarnya.
Berbagai kasus yang tidak terselesaikan itu, kata Zaenab, menjadi bukti kegagalan rezim Pesiden SBY dalam melindungi buruh migran. Pemerintah, lanjutnya, tidak menjamin sistem perlindungan buruh migran.
Dalam kasus Erwiana, SBY dianggap lamban merespons karena presiden baru angkat bicara 12 hari setelah Erwiana kembali ke Tanah Air.
"Menurut kami kemarahan dan keprihatinan SBY adalah suatu kebohongan dan bentuk pencitraan karena dilakukan seteah buruh migran di Hong Kong melakukan aksi protes dan pengecaman," ungkap Zaenab.
Dia melanjutkan, Pemerintah Indonesia harus menciptakan sistem perlindungan serta kesejahteraan bagi seluruh buruh migran.
Pasalnya, kenyataan di lapangan, perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) sebagai mitra BNP2TKI dianggap hanya merampas hasil keringat buruh migran dan abai terhadap perlindungn serta keselamatan buruh.