Bisnis.com, JAKARTA--Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Organda DKI Jakarta mendesak pembentukan tim koordinasi semua instansi terkait dan stakeholders di Pelabuhan Tanjung Priok guna menyelesaikan kemacetan parah di jalur distribusi dari dan ke pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
Ketua Angsuspel Organda DKI Jakarta Gemilang Tarigan mengatakan, Pelindo II selaku operator Pelabuhan Tanjung Priok agar mengambil peran sebagai sentral dan penggagas pembentukan tim koordinasi kemacetan di jalur distribusi pelabuhan itu.
“Pelindo II mesti mengajak seluruh pemangku kepentingan dan instansi terkait untuk mencari solusi mengurai kemacetan di jalur distribusi yang semakin parah saat ini,” ujarnya, Selasa (28/1/2014).
Gemilang mengatakan, tim koordinasi itu bisa berperan untuk meminta bantuan Pemprov DKI Jakarta agar memaksimalkan fungsi Satpol PP untuk terjun mengatur arus lalu lintas di setiap persimpangan jalan jalur distribusi.
“Saya melihatnya saat ini, aparat kepolisian yang bertugas mengatur lalu lintas dari dan ke Priok sudah kewalahan sehingga perlu ada inisiatif dari instansi terkait termasuk Pemprov DKI untuk menerjunkan petugas Satpol PP.”
Di sisi lain, kata dia, Pemprov DKI dan kementerian pekerjaan umum agar segera memperbaiki jalan yang berlubang di sepanjang jalur distribusi dari dank e pelabuhan Priok.
Trailler pengangkut barang dari Cakung Cilincing menuju Priok saat ini memakan waktu 10 jam padahal jaraknya tidak lebih dari 3 kilometer.
Saat ini ritase operator angkutan pelabuhan terus merosot dari sebelumnya bisa satu rit dalam dua hari kini menjadi tiga hari,” ujarnya.
Akibat kemacetan di jalur distribusi pelabuhan Priok itu pengusaha angkutan barang dan peti kemas anggota Organda DKI Jakarta mengalami kerugian rata-rata Rp10 milliar per hari.
Jika kondisi ini dibiarkan, kata dia, akan berdampak pada terjadinya inflasi sebab biaya logistik saat ini membengkak yang dipicu keterlambatan kegiatan ekspor impor maupun delivery barang ke pabrik dan gudang.
“Semua akan berujung pada mahalnya harga jual barang yang dikonsumsi konsumen dan ini akan berefek pada inflasi,” tuturnya.