Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyarankan pembudi daya dan pemilik keramba jaring apung (KJA) untuk mengambil langkah taktis akibat ancaman kematian massal ikan yang disebabkan menipisnya kadar oksigen di beberapa lokasi budi daya.
“Hujan yang terus-menerus menyebabkan pembalikan arus sehingga endapan sisa pakan dan kotoran terangkat ke permukaan,” kata Plt. Kepala Badan Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan Achmad Poernomo, Minggu (26/1/2014).
Poernomo menyebutkan karena penipisan oksigen telah terjadi, maka langkah pertama yang harus diambil adalah dengan sesegera mungkin memanen ikan yang mendekati ukuran konsumsi.
Berdasarkan data Balitbang KKP dari Desember 2013 sampai Januari 2014, terjadi penurunan yang signifikan dari setiap stasiun pengamatan budidaya, oksigen kurang dari standar minimun untuk menjamin kehidupan ikan, yaitu 3 mg/L. Antara lain di Cilalawi (1,9;1,68 mg/L), Baras Barat (0,76;1,01;0,95 mg/L), Sodong (0.1;0,2;0,42 mg/L),Kerenceng (0,82;0,85;0,75 mg/L),dan DAM (1,27;1,49;1,4 mg/L).
Hal ini, lanjutnya, adalah langkah paling aman untuk menekan kerugian karena jika ikan akan mati secara serentak jika dibiarkan di kolam dengan kadar oksigen yang makin hari makin menipis.