Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apindo: Industri Hulu Tertekan, Impor Semakin Tinggi

Kalangan pengusaha memperkirakan defisit neraca perdagangan akan semakin lebar seiring dengan dinaikkannya tarif dasar listrik (TDL) untuk golongan pelanggan industri menengah dan industri besar. Pasalnya, kenaikan tersebut membuat industri hulu dalam negeri tertekan.
Jaringan Listrik/Bisnis
Jaringan Listrik/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pengusaha memperkirakan defisit neraca perdagangan akan semakin lebar seiring dengan dinaikkannya tarif dasar listrik (TDL) untuk golongan pelanggan industri menengah dan industri besar. Pasalnya, kenaikan tersebut membuat industri hulu dalam negeri tertekan.

Soalnya perusahaan industri upstream (hulu) lebih memilih melakukan impor dibandingkan harus produksi. Kalau harus produksi atau ekspansi, bakal berat soalnya, ini tentu akan membuat defisit semakin tinggi,” kata Sofjan Wanandi di kantor Kemenperin, Jumat (24/1).

Menurut Sofjan, saat ini ada 4 perusahaan sektor industri hulu yang siap hengkang dari Indonesia. Sofjan membocorkan, dua perusahaan merupakan perusahaan petrokimia dan perusahaan kaca. Sayang, Sofjan enggan membocorkan dua perusahaan lainnya.

Perusahaan menyatakan sikap tidak mau ekspansi lagi, tutup. Padahal, Indonesia membutuhkan industri hulu untuk menekan impor yang tinggi,” kata Sofjan.

Investasi di sektor hulu tidaklah murah, kata Sofjan, investor harus mengeluarkan dana hingga ratusan juta dolar, bahkan miiar untuk berinvestasi. Bahkan, pemerintah juga sudah memberikan banyak kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri hulu dengan memberikan insentif. “Tetapi sekarang dikejutkan dengan adanya kenaikan TDL yang tidak terduga. Padahal sudah susah ngajak investor masuk, sekarang malah dibuat akan pergi.”

Kenaikan TDL ini bukan hanya membuat defisit semakin lebar, melainkan juga membuat anggaran pemerintah tertekan. Menurutnya, target penerimaan dari pajak di Indonesia akan sulit tercapai dan ini pada akhirnya akan membuat negara kian sulit membiayai proyek negara.

Kalau investor pada kabur, siapa yang bayar pajak? Kalau penerimaan dari pajak sedikit, bagaimana membiata proyek negara? Tahun depan akan ada tambahan subsidi untuk desa mencapai Rp100 triliun, subsidi SJSN, dan lainnya,” jelas Sofjan.

Kenaikan TDL yang dinilai tiba-tiba membuat mengacaukan iklim usaha di dalam negeri. Dengan kebijakan tersebut, tidak hanya melakukan ekspansi, investor juga akan takut untuk berinvestasi dengan alasan ketidaknyamanan. Belum lagi masalah banjir yang terjadi di seluruh Indonesia. “Ini pertama kalinya banjir terjadi di seluruh Indonesia.”

Padahal, sejak awal pihaknya sudah meminta kepada pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian untuk memprioritaskan industri hulu di dalam negeri.

Sofjan sangat berharap pada UU Perindustrian yang baru saja disahkan pemerintah.

Menurutnya, beleid tersebut memudahkan pengawalan jalannya kegiatan industri saat ini. Pasalnya, kegiatan industri mulai dari hulu hingga hilir berada di bawah koordinasi Kementerian Perindustrian. 

"Mereka bilang kalau TDL dinaikkan, ongkos produksi industri hulu bisa naik sampai 50%. Namun, kebijkan ini memang sudah diputuskan oleh pemerintah," kata Menteri Perindustrian M.S. Hidayat di kantornya hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper