Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah tengah menunggu business plan yang akan disampaikan direksi PT Merpati Nusantara Airlines dalam waktu dekat guna menyelesaikan restrukturasi utang PT Merpati Nusantara Airlines.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan pemerintah tidak memiliki rencana untuk menutupi kerugian PT Merpati Nusantara Airlines yang ditaksir bernilai Rp6,7 triliun, sehingga rencana bisnis tersebut diharapkan dapat memberi solusi nyata untuk mengatasi permasalahan utang itu.
“Selama belum ada business plan, belum ada langkah strategis untuk menyelesaikan permasalahan utang Merpati,”katanya di Jakarta, Kamis (9/1/2014).
Hatta menjelaskan setidaknya rencana bisnis tersebut harus menyajikan strategi konektivitas yang efektif sekaligus penetapan mitra ketiga yang potensial sehingga menghindarkan penutupan PT Merpati Nusantara Airlines.
Menurutnya, jika rencana bisnis itu telah diajukan, maka pemerintah akan segera menilai dan menindaklanjuti dengan pengadaan rapat koordinasi untuk membahas lebih rinci mengenai permasalahan yang membelit PT Merpati Nusantara Airlines.
Sebelumnya, pemerintah telah memberi batas waktu kepada direksi Merpati untuk segera mengajukan rencana bisnis dalam kurun waktu satu bulan sejak rapat koordinasi pada Selasa (12/11) tahun lalu.
Namun, secara tegas dia mengatakan jika rencana bisnis itu gagal menyajikan kerangka strategis yang solid maka langkah penutupan PT Merpati Nusantara Airlines tidak terhindarkan.