Bisnis.com,JAKARTA—Pemerintah diminta tetap memperketat pengawasan terhadap pemotongan sapi betina produktif, hal ini perlu dilakukan guna menjaga populasi ternak dalam negeri.
Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana mengatakan sensus ternak yang dilakukan BPS pada 2013 menghasilkan angka populasi ternak yang setara dengan kondisi pada 2009, karena itulah pengawasan pemotongan betina produktif harus terus dilakukan.
“Populasi saat ini itu mirip dengan kondisi pada 2009, hal ini tidak bisa dibiarkan, pengawasan harus dlakukan secara konsekuen dan didukung law inforcement,” katanya, Kamis (19/12/2013).
Selain itu, untuk meningkatkan populasi ternak dalam negeri, Teguh mengusulkan agar setiap importasi 100 ton daging sapi harus dibarengi dengan membeli satu ekor sapi betina produktif yang nantinya bisa dimitrakan kepada peternak.
“Saya usulkan ada kewajiban importir membeli satu sapi betina produktif untuk 100 ton daging impor, dan ini berlaku kelipatannya,” jelasnya.
Selain importir, tambahnya, para feedloter atau industri pengemukan sapi bakalan menjadi sapi siap potong juga sebaiknya dibebani hal yang sama dengan importir daging sapi.