Bisnis.com, NUSA DUA - Perwakilan non-government organization (NGO) meminta agar tidak menyalahkan India apabila tidak dicapainya kesepakatan dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade Organization Ke-9 di Nusa Dua, Bali.
Biraj Patnaik, Principle Advisor of Supreme Court Comissioners on the Right to Food Case, menuturkan dengan jumlah penduduk sekitar 1 miliar, India sangat bergantung dengan program ketahanan pangan.
"Kami punya program ketahanan pangan dan ini penting bagi negara kami," ujar Biraj yang berasal dari India, Selasa (3/12/2013).
KTM WTO kali ini merupakan lanjutan dari Putaran Doha yang bertujuan membantu menghapuskan hambatan perdagangan global bagi negara miskin melalui kebebasan penyaluran barang.
Pada 2008, negosiasi ini berjalan buntu karena adanya konflik kepentingan antara negara maju dan berkemban terkait masalah tarif pertanian dan subsidi ekspor.
Banyak pihak menyebut India menjadi penyebab utama kegagalan tersebut karena menolak subsidi pertanian yang ditawarkan WTO yakni dibatasi 10% dari produksi, karena tidak sesuai dengan kebijakan ketahanan pangan mereka.
"Posisi India tetap sama [seperti Putaran Doha]. Jika tidak, India keluar saja dari WTO," katanya.