Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

Bisnis.com, JAKARTA-Pelaku industri kemasan membatasi jumlah pasokan barang yang dijual ke pasaran. Pasokan barang hanya sesuai pesanan.

Direktur Pengembangan Bisnis Federasi Pengemasan Indonesia Ariana Susanti mengatakan pengurangan barang yang dijual ke pasaran lantaran harga baku impor naik akibat melemahnya rupiah.

”Bayangkan saja, saat ini bahan baku plastik di Indonesia hampir 40% mengandalkan dari luar negeri. Sementara nilai rupiah melemah. Otomatis harganya [bahan baku] ikut naik. Nah, antisipasi lonjakan biaya dengan mengurangi produksi, misal biasanya memproduksi 20 ton, sekarang produksinya 10 ton,” jelas Ariana kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Ariana mengatakan pengurangan produksi dijamin tidak berdampak berkurangnya makanan dan minuman kemasan yang beredar di pasaran.

”Kami sebatas melayani pesanan [makanan dan minuman kemasan] dari supermarket. Jadi saat ini tidak mau berspekulasi untuk stok barang. Apa yang dipesan kita produksi. Beda halnya saat rupiah stabil, biasanya produksi yang dibuat over,” kata Ariana.

Saat ditanya rencana menaikkan harga produksi akibat harga bahan baku plastik naik sesuai dengan dolar AS, Ariana menjelaskan tidak akan menaikkan harga tersebut.

”Kalau menaikkan harga saat ini enggak lah. Tapi bisa jadi hanya mengurangi volume dari makanan dan minuman itu,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia (FPI) Hengky Wibawa kecewa dengan adanya UU UU No 7/2011 tentang Mata Uang. Dimana isinya mengatur kewajiban penggunaan rupiah dalam setiap transaksi dan ancaman hukuman jika melakukan pelanggaran.

“UU dibuat untuk dipatuhi. Namun implementasi di negeri ini tidak ada. Seluruh transaksi masih menggunakan dolar AS meskipun produksi di dalam negeri,” terangnya Minggu, (1/12/2013). Muhammad Khamdi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Muhammad Khamdi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper