Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan penerapa tight money policy (pengetatan uang) mengakibatkan penciutan ekonomi lantaran kenaikan inflasi dan harga akibat suku bunga yang dinaikkan.
Menurutnya, kondisi ini secara otomatis akan membuat pertumbuhan industri manufaktur menurun. Pasalnya akan banyak investasi dan ekspansi yang tertunda lantaran tidak bisa melakukan penjualan.
“Ini bagaimana kita masih bisa jualan dalam tekanan situasi saat ini. Kalau pemerintah melakukan tight money policy, semua akan menciut, penjualan menciut, karena orang beli barang lebih sedikit, daya beli akan menurun drastis jadinya,” kata Sofjan, Selasa (26/11/2013).
Adapun untuk pertumbuhan industri manufaktur sampai akhir tahun ini, Sofjan memperkirakan pertumbuhan sekitar 5,8% atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan target pemerintah yang masih bertahan pada angka 6%.
Sebelumnya, Menperin Hidayat mengatakan pertumbuhan industri pengolahan non-migas selama tahun 2013 cukup menggembirakan dan sesuai dengan harapan. Menurutnya, sampai dengan semester I/2013, industri pengolahan non-migas mengalami pertumbuhan sebesar 6,58%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan PDB Nasional yang sebesar 5,92 %.