Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia tengah mencari pasar baru tujuan ekspor maupun impor produk pertanian dan peternakan.
Sektor pertanian dan peternakan Brasil cukup maju karena itulah negara ini berpotensi mengajukan MRA (Mutual Recognition Agreement) atau kerja sama bilateral dengan Indonesia.
Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini mengatakan Indonesia dan Brasil, untuk sementara tidak akan menjalin kerja sama bilateral dalam bentuk MRA (Mutual Recognition Agreement) meskipun potensi kerja sama tersebut terbuka mengingat masing-asing negara memiliki komoditas yang potensial.
“Potensi tetap ada, tetapi kami belum menerima pengajuan permohonan [MRA],” katanya, Senin (18/11/2013).
Meskipun proposal menuju ke arah kerja sama MRA tersebut belum diajukan, tetapi pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi salah satunya dengan membangun protokol keamanan dan kesehatan hewan dan tanaman dari Brasil.
“Kami sedang membangun protokol karantina untuk negara tersebut [Brasil], ini merupakan langkah antisipasi mengingat intensitas perdagangan kedua negara semakin meningkat terutama di sektor pertanian dan perdagangan,” jelasnya.
Antisipasi tersebut cukup beralasan mengingat pentingnya pengawasan kesehatan baik tanaman maupun hewan yang diperdagangkan. Kelengahan di sektor ini akan berakibat menyebarnya penyakit dari kawasan tertentu ke kawasan lainnya.
Brasil memang berpotensi menjadi mitra strategis Indonesia di masa mendatang, karena negara Amerika Latin tersebut menjadi sentra produksi beberapa komoditas pangan di dunia yang juga dibutuhkan Indonesia seperti kedelai dan jagung.
Indonesia sendiri masih mengimpor kedelai dan jagung dalam jumlah besar. Selama ini, impor komoditas tersebut didominasi dari negara Amerika Serikat karena negara tersebut memang produsen dunia untuk dua komoditas itu.
Tentunya, Indonesia tidak ingin bergantung dari negara tertentu saja. Karena jika suatu saat negara produsen tersebut mengalami gagal panen, dapat dipastikan Indonesia juga akan mengalami dampaknya.