Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia mutlak terlibat secara aktif dalam berbagai kerja sama perdagangan luar negeri kendati masih harus membenani sejumlah kelemahan.
Direktur Kerja sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Imam Pambagyo, mengakui adanya sejumlah hal yang menjadi titik lemah Indonesia dalam kancah perdagangan internasional seperti perizinan yang mahal, bunga kredit perbankan yang tinggi, infrastruktur yang buruk, kemacetan, serta korupsi yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi.
Meskipun demikian, dia menilai hal itu bukan alasan bagi Indonesia untuk menarik diri dari kerja sama perdagangan global.
"Karena belum siap lalu jadi menarik diri? Tidak, bukan itu pilihannya, karena negara tetangga berlari kencang," ujarnya saat memberikan sambutan pada acara wisuda Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia (STEI) di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (26/10/2013).
Dia menyebutkan contoh Malaysia yang gencar mencari peluang ekspor ke India dan Thailand yang mengincar kerja sama perdagangan dengan Australia.
Tentu saja Indonesia jangan sampai ketinggalan kereta, sebaliknya harus terus aktif melibatkan diri dalam berbagai kerja sama internasional.
"Kalau menunggu siap, yang entah kapan itu terjadi, pasar ekspor akan keburu habis," katanya.
STIE Indonesia meluluskan sebanyak 915 orang wisudawan yang berasal dari 5 program pendidikan.
Ketua STEI Ridwan Maronrong berharap para wisudawan dapat berkontribusi pada perkembangan ekonomi Indonesia.
"Keluarlah dari zona nyaman, keluarlah ke pedesaan, kembangkan titik-titik potensi bisnis," ujarnya.
STIE Indonesia merupakan perguruan tinggi yang didirikan pada 1984 dengan kampus utama di Jalan Kayujati Raya No. 11 A Rawamangun, Jakarta Timur.