Bisnis.com, SURABAYA - Perdagangan bebas Asean-China yang terlambat disikapi lantas memukul kinerja bisnis 120 komoditas nasional.
Enggan mengulang kesulitan serupa, pemerintah meminta pebisnis nasional mengajukan usulan konkrit mengantisipasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menyarankan pelaku usaha menyampaikan rekomendasi secara tertulis. Bentuk tindak lanjutnya, seperti dengan membentuk komite khusus yang bertanggung jawab menyiapkan industri untuk menghadapi MEA.
"Kita masih punya waktu sekitar 2 tahun jangan sampai pengalaman ACFTA terulang lagi di 2015. Para pengusaha setelah berdiskusi segeralah membuat proposal konkrit untuk diajukan ke pemerintah," katanya di sela Rakornas Kadin Indonesia bidang Perhubungan dan Logistik di Surabaya, Kamis (24/10/2013).
Salah satu rekomendasi yang perlu disegerakan terkait tingginya biaya logistik nasional. Rasio biaya logistik keseluruhan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 23,6%.
Angka itu terlalu tinggi dibandingkan negara lain. Misalnya, di Amerika Serikat biaya logistik kurang dari 10,6%, Jepang 10,6%, dan Korea Selatan 16,3%.
“Kalau kita tidak bisa mengakhiri ini dalam waktu dua tahun ke depan maka kita tidak bisa bersaing di Masyarakat Ekonomi Asean,” ujar Hidayat.