Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prediksi Bank Dunia Dianggap Wajar dan Realistis

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pengusaha menilai pemerintah harus lebih realistis dalam melihat kondisi perekonomian saat ini. Prediksi Bank Dunia yang memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat menjadi 5,3% pada 2014 merupakan pandangan yang wajar.

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pengusaha menilai pemerintah harus lebih realistis dalam melihat kondisi perekonomian saat ini. Prediksi Bank Dunia yang memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat menjadi 5,3% pada 2014 merupakan pandangan yang wajar.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan tidak masalah bila Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya bisa mencapai 5,3%. Menurutnya, angka tersebut cukup realistis menggambarkan kondisi Indonesia saat ini.

“Tidak masalah, mau IMF atau Bank Dunia mengoreksi, yang harus kita pikirkan adalah ekonomi  dan APBN kita harus stabil dan dijaga, itu yang harus dipikirkan. Kalau angka pertumbuhan terima saja, memang sudah menderita,” kata Sofjan kepada Bisnis, Jumat (4/10/2013).

Sofjan mengatakan, perekonomian dan industri di Indonesia tahun depan memang tidak akan lebih baik dibandingkan dengan tahun ini. Hal ini bisa telihat dari penjualan sektor manufaktur yang terus menurun hingga 15%, sementara tidak banyak hal yang dapat dilakukan.

“Apa yang bisa diharapkan, semuanya sudah menurun. Kami dari pengusaha juga sudah realistis kalau angka pertumbuhan 6% yang ditargetkan pemerintah sudah pasti tidak akan tercapai tahun ini,apalagi tahun depan,” tambahnya.

Adapun saat ini, lanjutnya, kalangan pengusaha tengah berusaha mempertahankan diri di tengah kondisi saat ini. “Mengapa saya katakan 2014 tidak ada perubahan, soalnya tidak ada terobosan baru, investasi juga akan menurun tahun depan.”

Hal senada juga dikatakan Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto. Menurutnya, pemerintah menyadari pertumbuhan ekonomi Indonesia memang sudah sulit mencapai angka 6%. Ekspor yang belum membaik, masih lemahnya rupiah, inflasi yang masih tinggi, serta transaksi berjalan yang masih negatif memperlihatkan kondisi perekonomian Indonesia yang sebenarnya.

“Tidak masalah (dikatakan melambat), asalkan Bank Indonesia (BI) tidak melakukan pemberlakuan uang ketat. Kalau sampai seperti itu, pengusaha akan sulit mendapatkan pinjaman dan itu akan berdampak pada kegiatan ekonomi, khususnya industri,” kata Suryo.

Bank Dunia malah menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan yang diproyeksi melambat menjadi hanya 5,3% setelah tumbuh 5,6% hingga akhir tahun ini. Pasalnya, tekanan terhadap perekonomian Indonesia dari kondisi global akan semakin tinggi tahun depan. Hal ini diproyeksikan akan memengaruhi nilai tukar rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper