Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 1.350 pelaku koperasi dan usaha kecil, menengah Indonsia kini bergabung sebagai tenant UKM Gallery dan Paviliun Provinsi yang menampilkan 40 jenis produk unggulan daerah dengan berbagai keunikan produknya.
Jumlah pelaku koperasi dan usaha kecil, menenengah (KUKM) yang mengandalkan pemasaran produknya di pusat promosi dan pemasaran produk daerah itu merupakan sebagai satu upaya meningkatkan daya saing produk KUKM.
Lembaga yang kerap dikenal dengan nama SMESCO Indonesia tersebut terus melakukan berbagai upaya agar promosi dan pemasaran produk KUKM unggulan Indonesia bisa masuk pasar lokal maupun global.
Direktur Utama LLP-KUMKM, Yuana Sutyowati, mengatakan SME Tower sebagai pusat promosi dan pemasaran produk KUKM unggulan daerah, merupakan implementasi dari amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pasal 16 ayat 1.
Isinya menyatakan pemerintah pusat dan daerah harus memfasilitasi pengembangan usaha KUKM di bidang promosi dan pemasaran. Oleh Karen itu Gedung SME berperan sebagai pintu gerbang promosi produk KUKM unggulan daerah, di Jalan Gatot Subroto, Kavling 94 Jakarta, Selatan.
”Promosi produk KUKM perlu ditingkatkan dan didukung pemerintah sebagai upaya akselerasi peningkatan daya saing produk KUKM di pasar lokal maupun global. Terutama melalui pengembangan produk dan kualitas sehingga sesuai permintaan pasar,” katanya kepada Bisnis, Kamis (26/9).
Dukungan promosi dan pemasaran itu melibatkan sentra-sentra UKM di berbagai provinsi. Mulai dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan sebagian dari pulau Jawa.
Intinya, promosi produk KUKM unggulan daerah dilakukan melalui Display Permanen di UKM Gallery & 33 Paviliun Provinsi yang merupakan bentuk kerja sama LLP-KUKM dengan pemerintah daerah seluruh Indonesia.
Menurut Yuana, total nilai stok inventori pelaku koperasi dan usaha kecil, menengah saat ini di SME Tower mencapai Rp2,7 miliar yang didukung 1.350 pelaku KUKM. Sesuai data resmi lembaga itu, nilai ekspor industri furnitur dan kerajinan pada 2012 mencapai US$1,9 miliar, naik 10,2% dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar US$1,7 miliar.