Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk Mainan Tanpa Label SNI Segera Disita Mulai 12 Oktober

Bisnis.com, JAKARTA - Sebentar lagi, produk mainan yang beredar di pasar yang tidak berlabel standar nasional Indonesia (SNI) akan ditarik dari peredaran.

Bisnis.com, JAKARTA - Sebentar lagi, produk mainan yang beredar di pasar yang tidak berlabel standar nasional Indonesia (SNI) akan ditarik dari peredaran.

Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Ramon Bangun mengatakan petunjuk teknis yang merupakan turunan dari Peraturan Menteri Perindustrian No.24/M-Ind/PER/4/2013 mengenai Pemberlakuan SNI Mainan secara wajib sudah keluar dan ditetapkan.

Dengan begitu, perusahaan yang memproduksi mainan (sesuai dengan produk yang dimaksud dalam aturan tersebut), tetapi tidak memberi label produknya dengan cap SNI, bersiap ditarik dari peredaran.

“Nanti akan berlaku pada 12 Oktober 2013. Sesuai aturan, kalau tidak diberi cap ya akan ditarik,” kata Ramon ketika dihubungi Bisnis, Kamis (26/9/2013).

Menurut Ramon, kehadiran SNI Mainan sudah dinanti-nanti oleh produsen mainan dalam negeri. Pasalnya, selama ini mainan impor yang masuk ke Indonesia cukup banyak dan melemahkan daya saing industri mainan dalam negeri. Selain itu, adanya SNI Mainan secara wajib ini juga untuk melindungi Indonesia dari mainan impor yang berbahaya.

Dia mencontohkan, mainan impor yang selama ini masuk ke Indonesia tidak semuanya diawasi secara ketat. Tidak sedikit mainan impor tersebut yang mengandung zat berwarna berbahaya dan berbahan tajam. “Dengan adanya SNI ini semua akan lebih terlindungi. Pemerintah juga ingin mengurangi ketergantungan pada impor,” tambahnya.

Dalam Permen yang dikeluarkan oleh pemerintah pada April lalu ini, diatur juga mainan impor yang masuk ke Indonesia melalui pelabuhan akan lebih diawasi dan dicek lebih ketat. “Sekarang setiap pengiriman akan dicek, apakah sudah sesuai standar kita. Jadi, bukan 6 bulan sekali diceknya.”

Saat ini, pihaknya tengah mempersiapkan proses sosialisasi kepada para produsen dan importir yang ada Indonesia. Rencananya, sekitar sepekan atau paling lambat dua pekan lagi pihaknya akan memanggil dan melakukan pertemuan. Pertemuan akan dilakukan di Jakarta dan beberapa kota lainnya.

Pihaknya juga sudah akan menjunjuk pihak yang menyiapkan laboratorium untuk menguji barang yang masuk. “Kami sudah siap mensosialisasikannya. Sosialisasi memang tidak akan dilakukan lewat media karena dananya kurang, tapi kami akan sosialisasikan kepada semuanya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper