Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Honam Masih Terbentur Lahan

Bisnis.com, , JAKARTA- Rencana investasi Honam Petrochemical Corporation masih terganjal soal harga tanah.

Bisnis.com, , JAKARTA- Rencana investasi Honam Petrochemical Corporation masih terganjal soal harga tanah.

Menteri Perindustrian M.S Hidayat mengatakan persoalan lahan yang selama menghambat realisasi investasi Honam Petrochemical Corporation memang sudah bisa terselesaikan. Namun, proses konstruksi belum bisa dilakukan lantaran belum ada kesepakatan mengenai harga tanahnya.

 “Terakhir itu Honam sudah mengirimkan tim ke PT Krakatau Steel untuk membicarakan pembelian tanahnya. Sekarang masih berunding soal harga, karena harga tanah itu kan ada referensinya,” kata Hidayat, Rabu (25/9/2013).

Hidayat berharap, seluruh proses rangkaian sebelum dimulainya konnstruksi bisa selesai tahun ini. Pasalnya, proyek ini sudah terhambat begitu lama. “Semoga bisa tahun ini, kalau saja saya bisa menentukan semuanya, sudah lama ini selesai,” tambahnya.

Selama satu tahun lebih pemerintah menanti keputusan dari Krakatau Steel terkait lahan ini. Pihak Krakatau Steel, yang merupakan pemilik lahan beralasan masih ada masalah internal yang harus diselesaikan. Namun, masalah tersebut kini sudah bisa diselesaikan. Adapun lahan yang diperolah sekitar 55 hektar, dari sekitar 90 hektar-100 hektar yang diinginkan. 

Awalnya, pemerintah menargetkan masalah lahan bisa selesai pada kuartal I tahun ini, sehingga proses konstruksi bisa dilakukan sebelum akhir tahun.  Namun, lantaran masalah lahan baru selesai, kemungkinan proses konstruksi baru bisa dilakukan pada awal 2014.

“Biasanya dibutuhkan waktu dua tahun sehingga pada 2016 bisa beroperasi pabriknya. Sekarang masalah lahan selesai, tinggal business to business saja,” paparnya.

 Honam, berencana membangun kompleks industri petrokimia terintegrasi dengan nilai investasi mencapai US$5 miliar. Kompleks industri tersebut rencananya akan memproduksi propilena dan etilena yang kemudian diolah menjadi polipropilena, polietilena, butadiene, mono ethylene glycol, mixed C4 dan pygas.

 Hidayat menegaskan Indonesia membutuhkan tiga refinery oil and gas yang terhubung dengan petrokimia. Kemenperin menyatakan rencana investasi kompleks industri petrokimia terintegrasi Honam ini menjadi andalan Indonesia untuk menekan impor bahan kimia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper