Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen PT Sriwijaya Air optimistis izin sertifikat operasi pesawat udara atau air operator certificate (AOC) NAM Air dikantongi sebelum 1 Oktober sehingga anak usaha itu bisa terbang perdana pada 1 Oktober mendatang.
Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Agus Soedjono mengatakan izin sertifikat operasi pesawat udara atau AOC itu tengah dalam proses penyelesaian di Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Pada awalnya diprediksi oleh Kementerian Perhubungan bahwa izin AOC anak usaha Sriwijaya Air itu paling cepat diberikan dalam 3 bulan ke depan atau November mendatang sejak diajukan pada Agustus lalu.
“AOC on progress, sebelum tanggal 1 Oktober insa Allah [keluar] dan insa Allah semoga pada 1 Oktober sudah bisa terbang perdana,” katanya dihubungi di Jakarta, Selasa (24/9).
NAM Air sudah mengantongi surat izin usaha angkutan udara/penerbangan (SIUP) dari regulator dalam beberapa hari sebelum Lebaran sehingga melanjutkan proses dengan pengajuan AOC.
Pemberian AOC itu sangat tergantung dengan upaya manajemen NAM Air dalam melengkapi segala persyaratan yang dibutuhkan oleh regulator.
NAM Air yang akan bergerak pada jasa layanan penerbangan low cost carrier (tarif murah) itu beroperasi pada akhir tahun ini.
Pada tahap awal, Sriwijaya Air menghibahkan lima armada Boeing 737-300, 737-400, atau 737-500 dalam rencana bisnis maskapai itu sebagai persyaratan mengantongi AOC.
NAM Air memiliki opsi armada menggunakan Bombardier atau ATR-72 600 dengan kapasitas 72 hingga 85 seat.
Maskapai itu akan memesan 15 unit ATR dengan opsi pembelian 10 unit mengingat maskapai itu akan menjadi feeder atau pengumpan untuk penerbangan Sriwijaya Air terutama rute-rute Indonesia bagian Timur dan Tengah misalnya Labuan Bajo, Ende, Larantuka, dan Rote.