Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina EP segera mengalirkan 50 juta kaki kubik per hari atau million metric standard cubic feet per day (MMscfd) gas dari Lapangan Gundih ke pembangkit listrik tenaga gas uap Tambaklorok, Jawa Tengah.
Agus Amperianto, juru bicara Pertamina EP, mengatakan sedang memfinalisasi proyek untuk kesiapan instalasi dan ruang pengaturannya. Perusahaan juga mempercepat proses itu agar segera dilakukan uji coba pengaliran atau commissioning.
“Sesuai jadwal, proses gas in [gas masuk ke pembangkit] akan dilakukan Oktober tahun ini,” ujarnya, Selasa (24/9).
Gas 50 MMscfd dari Lapangan Gundih itu seharusnya masuk ke pembangkit mulai Juni tahun ini. Akan tetapi, jadwal on stream Lapangan Gundih mundur menjadi Oktober 2013, karena terlambatnya penyelesaian fasilitas pengolahan gas atau central processing plant (CPP) dengan kapasitas 70 MMscfd oleh PT Inti Karya Persada Teknik dan PT Adhi Karya (Persero).
Pada tahap awal commissioning gas in, Lapangan Gundih akan memasok 20% dari gross 70 MMscfd yang dapat diolah oleh fasilitas CPP. Hal itu dilakukan untuk proses penyesuaian kapasitas dan instrumen kilangnya.
“Pengaliran gas secara bertahap agar ada proses penyesuaian kapasitas dan instrumentasi kilang, dimana SOP [standar operasional prosedur]-nya diberikan beban secara bertahap dan dimonitor kinerjanya secara harian,” jelasnya.
Lapangan Gundih yang dikelola Pertamina EP itu akan memasok gas ke PLTGU Tambaklorok selama 12 tahun, dengan harga US$5 per MMBTU.
Dengan nilai kalori high speed solar 9.100 kilokalori, dan nilai kalori gas 239.000 kilokalori, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dapat menghemat 50 MMscfd, senilai Rp5,4 miliar per hari.