Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Penyaluran Gas Gundih ke Tambak Lorok Molor Lagi

Setelah target penyaluran gas dari proyek Gundih di Blora ke PLTGU Tambak Lorok pada Desember 2013 meleset, PT Pertamina EP kembali menjadwalkan penyaluran gas sebesar 50 MMSCFD itu sekitar Januari-Februari 2014.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah target penyaluran gas dari proyek Gundih di Blora ke PLTGU Tambak Lorok pada Desember 2013 meleset, PT Pertamina EP kembali menjadwalkan penyaluran gas sebesar 50 MMSCFD itu sekitar Januari-Februari 2014.

Manajer Humas Pertamina EP Agus Amperianto mengatakan saat ini proyek Gundih masih dalam penyelesaian instalasi. "Kami upayakan secepatnya bisa mengalir ke Tambak Lorok," katanya di Jakarta, Senin (6/1/2014).

Menurut dia, kondisi cuaca dengan curah hujan tinggi saat pertengahan Desember 2013 hingga saat ini telah memperlambat pekerjaan. Bahkan, lanjutnya, pernah terjadi banjir akhir Desember 2013.

Agus juga mengatakan, pihaknya sudah meminta kontraktor proyek yakni Konsorsium PT Inti Karya Persada Teknik-PT Adhi Karya agar mempercepat pekerjaannya.

Menurut dia, saat peresmian 13 Desember lalu adalah awal uji coba proyek Gundih.  "Jadi, comisioning ini untuk memastikan gas ada dan siap dipasok ke Tambak Lorok," katanya.

Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Soeryadi Mardjoeki mengharapkan, proyek Gundih tidak terlambat lagi. Menurut dia, fasilitas penyimpanan gas terkompresi (compressed natural gas/CNG) sudah siap. "Tapi, karena gas belum siap, kami tunggu," katanya.

Pertamina EP membangun pusat pemrosesan gas Gundih dengan total kapasitas 70 MMSCFD. Fasilitas dibangun konsorsium IKPT dan Adhi Karya dengan nilai kontrak US$120 juta.

Gas Gundih yang berasal dari struktur Kedungtuban, Randublatung, dan Kedunglusi, disalurkan PT Sumber Petrindo Perkasa sesuai dengan kontrak perjanjian jual beli gas (PJBG) No 885/EP0000/2006-S0, tanggal 21 Desember 2006.

Dari 50 MMSCFD, gas dipakai sebagai beban dasar PLTGU Tambak Lorok sebesar 30 MMSCFD dan 20 MMSCFD lainnya dikompresi (CNG) untuk dipakai saat beban puncak.

Dengan mekanisme itu, gas bisa membangkitkan listrik saat beban puncak sebesar 470 MW. Proyek Gundih diharapkan menghemat pemakaian bahan bakar pembangkit PLN hingga Rp21,4 triliun per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul-nonaktif
Sumber : newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper