Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Direktur Maersk Line Indonesia Jakob Friss Sorensen mendesak pemerintah perlu mengatasi sejumlah permasalahan seperti pembangunan infrastruktur pelabuhan dan kereta api sehingga menunjang kegiatan ekspor di Indonesia.
“Perlu dicari solusi atasi kemacaten di Pelabuhan Tanjung Priok. Peralatan dan efisiensi pelabuhan harus dibenahi. Sangat diharapkan dukungan kebijakan pemerintah,” ujarnya saat konfrensi pers Maersk Line Trade Report Fisrt Half di Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Sorensen menambahkan rata-rata waktu loading 25% lebih lama untuk kegiatan bongkar muat peti kemas berukuran 200 meter dibandingkan pelabuhan yang paling efisien di dunia yaitu di Qingdaro China.
Dia menegaskan pengembangan kapasitas pelabuhan di Indonesia sangat penting untuk segara dilakukan untuk memenuhi permintaan di sektor containerized volume yang terus meningkat.
Menurutnya volume ekspor sawit dari Indonesia selama dua tahun terkahir yang ditangani oleh Maersk Line Indonesia meningkat 41% di kawasan Afrika Timur , Afrika Barat dan Sri Lanka.
Selama semester I 2013 ekspor produk kertas yang ditangani oleh Maersk Line Indonesia meningkat 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dia melanjutkan komoditas ekspor andalan yang sering dimpor oleh kapal Maersk Line adalah produk kertas dan minyak kelapa sawit.