Bisnis.com, SURABAYA - Chairul Tanjung berpendapat Indonesia membutuhkan kebijakan bauran yang mendorong nilai tambah dengan melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat, dan pihak luar negeri.
Kebijakan itu, menurut Chairul Tanjung, dimaksudkan untuk mendorong mobilisasi tenaga kerja pertanian ke agro-industri, termasuk regulasi yang mendorong ke arah agropolitan atau pengembangan desa dengan agrobisnis sebagai aktivitas utama.
Chairul, pemilik Trans Corp yang juga Ketua Komite Ekonomi Nasional itu menyampaikan pendapatnya daam pidato penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Airlangga Surabaya, yang dipimpin Rektor Unair Prof H Fasich Apt, Senin (26/8/2013).
Dalam pidatonya Chairul juga mengemukakan pertumbuhan iklim usaha dengan regulasi yang mendukung juga, program pendampingan dan subsidi yang membuka akses dan pemberdayaan, kebijakan fiskal dan moneter yang mendukung proses transformasi yang ada, dan mengupayakan anggaran belanja untuk pembangunan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi secara massif.
"Jadi, pemerintah harus pula merumuskan kebijakan lahan pertanian yang memihak mereka, mendorong mereka memiliki akses lebih kepada perbankan, dan menghentikan masuknya perusahaan asing yang jumlahnya saat ini berkisar 10 persen, bahkan perbankan sudah 37 persen. Itu bertentangan dengan UUD 1945," katanya.
Menanggapi pidato itu, Menpora Roy Suryo menilai Unair telah memberikan gelar kepada tokoh nasional yang pas, karena CT merupakan sosok yang mampu menyinergikan dengan baik dalam keilmuan dan perhatian kepada pembangunan. "Pak Chairul Tanjung itu concern di bidang keilmuan dan ekonomi, bahkan saya salut beliau tidak ingin maju sebagai Capres 2014," katanya.
Sebelumnya: