Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Perindustrian siap memasang 3.000 konverter kit untuk kendaraan umum sebelum akhir tahun ini.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan Jumlah tersebut disesuaikan dengan jumlah stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang ada.
Pasalnya, bila SPBG yang tersedia sedikit dan konverter kit yang disebar lebih dari 3.000 konverter kit, akan menjadi tidak efisien. "Paling tidak, satu SPBG melayani 800-1000 kendaraan," kata Budi.
Budi memastikan, kebutuhan konverter kit tahun ini akan diperoleh melalui impor. Meski begitu, lanjut Budi, ada beberapa komponen yang dibuat di dalam negeri. Ke depannya, kewenangan impor akan diberikan kepada industri yang memiliki rencana untuk industrialisasi converter kit. “Nanti industri yang impor, kami bebaskan industri yang berencana.”
Saat ini, ada beberapa produsen otomotif yang tertarik membuat konverter kit. Menurutnya, dengan memasang konverter kit pada kendaraan, pabrikan bisa mendapatkan insentif melalui keringanan pajak mobil murah dan hemat energi. "Seperti Toyota mau pasang itu untuk produk mereka sendiri, ini program mereka sendiri, bukan pemerintah," katanya.
Beberapa waktu lalu, Kemenperin memangkas anggaran pengadaan konverter kit untuk kendaraan umum hingga Rp106,05 miliar. Pada awalnya, anggaran kegiatan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) yang menjadi tanggung jawab Kementerian Perindustrian tahun ini adalah sebesar Rp206 miliar, bukan Rp250 miliar yang selama ini disebutkan. Rencananya, anggaran tersebut digunakan untuk pengadaan konverter kit.
Namun, menindaklanjuti Surat Menteri Keuangan Nomor S-339/MK.02/2013 tanggal 14 Mei 2013 perihal Kebijakan Penghematan dan Pengendalian Belanja Kementerian Negara/Lembaga (K/L) Tahun 2013, Kemenperin dikenakan pemotongan anggaran Rp183,62 miliar.
Kemenperin memutuskan memotong anggaran beberapa kegiatan tahun ini, salah satunya pengadaan converter kit. Anggaran kegiatan konversi BBM ke BBG sebesar Rp206 miliar dipangkas hingga menjadi Rp106,05 miliar. Sisa anggaran sebesar Rp89 miliar akan digunakan untuk pengadaan 3.000 unit converter kit beserta kegiatan pendukungnya.
Pemotongan anggaran ini disesuaikan dengan ketersediaan SPBG yang akan dibangun oleh Pertamina dan diperkirakan hanya mampu melayani pengisian BBG sebanyak 3.000 kendaraan. Adapun sisa anggaran Rp10 miliar diusulkan untuk fasilitasi perundingan pengambilalihan PT Inalum dari Jepang.
Tahun lalu, pengadaan converter kit untuk kendaraan umum menjadi wewenang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Namun, program konversi yang digadangkan sebagai program utama tersebut gagal. Mengenai waktu pembagian SPBG, Budi mengatakan saat ini sedang dilakukan proses lelang.
"Paling tidak dalam 2 bulan-3 bulan selesai dan bisa dibagikan. Jumlah 3.000 itu yang disiapkan, belum tentu bisa terserap semua."
Menurutnya, bila program konverter kit yang dilakukan pemerintah untuk kendaraan umum berhasil, kemungkinan besar industri akan berlomba-lomba untuk masuk ke bisnis tersebut untuk kendaraan pribadi.