Bisnis.com, SUBANG - PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), melalui anak-anak usahannya, melakukan pembasmian hama tikus sawah secara serentak di sejumlah wilayah sentra penghasil padi guna mengamankan target produksi pangan nasional sekitar 72 juta ton.
Sentra produksi padi yang menjadi sasaran gerakan pembasmian wabah tikus yakni beberapa kabupaten di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah Sulawesi Selatan, Kalimantan, dan Lampung. Semua wilayah tersebut. Di masing-masing wilayah tersebut sekitar 3%-5% di antaranya saat ini sedang mengalami serangan hama tikus.
Direktur Utama PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) Bambang Tjahjono menjelaskan pembasmian hawa tikus ini merupakan bagian dari Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) yang dicanangkan PIHC untuk mengamankan ketahanan pangan nasional.
"Wilayah Subang, Indramayu dan Karawang merupakan sentra utama produksi padi di Jawa Barat yang saat ini sedang mengalami serangan hama tikus cukup serius. Oleh karena itu, wilayah ini menjadi fokus kami untuk melakukan pembasmian," ujar Bambang di sela-sela acara gropyokan hama tikus yang dilakukannya di Desa Binong Subang Jawa Barat, Minggu (28/7).
Dalam program pembasmian tikus sawah tersebut, PKC juga menyerahkan bantuan berbagai peralatan antara lain emposan (alat pengasap), perangkap tikus, kembang api belerang, serta perontok padi.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Uneef Primadi mengungkapkan sampai dengan pertengahan Juli, total luas sawah yang diserang hawa tikus mencapai 3.910 hektare yang mencakup sembilan Kabupaten yakni Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, Tasikmalaya, Bandung dan Bogor.
Menurut dia, jika dihitung dengan produksi rata-rata per hektare yang mencapai 7 ton, maka potensi padi yang hilang akibat wabah tikus bisa mencapai lebih dari 27.000 ton.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang Endang Sutarsa menambahkan Subang merupakan wilayah yang memiliki areal persawahan terluas nomor tiga di Jawa Barat, setelah Indramayu dan Karawang dengan produksi padi 1,15 jut tok gabah kering giling (GKG).
Dalam program gropyokan hama tikus tersebut secara nasional tersebut, PIHC memberikan insentif Rp1.500 per ekor kepada petani.