Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Geram! Ada Penggiling Beras Nakal, Bungkus Beras Biasa Dilabeli Premium

Prabowo ungkap pengusaha penggilingan padi untung Rp2 triliun/bulan dan kerugian ekonomi Rp100 triliun/tahun akibat beras oplosan. Minta penindakan tegas.
Ilustrasi. Petani menjemur gabah hasil panen di Majalengka - JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani.
Ilustrasi. Petani menjemur gabah hasil panen di Majalengka - JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani.
Ringkasan Berita
  • Prabowo Subianto mengungkapkan adanya penggilingan padi yang meraup keuntungan besar dengan menjual beras biasa sebagai beras premium, merugikan ekonomi hingga Rp100 triliun per tahun.
  • Prabowo meminta Jaksa Agung dan Kapolri untuk mengusut dan menindak tegas praktik penjualan beras oplosan yang dianggap sebagai tindakan pidana.
  • Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh praktik ini sangat besar, sementara pemerintah berupaya keras mengumpulkan pendapatan melalui pajak dan bea cukai.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa ada pengusaha penggilingan padi yang mampu meraup untung hingga Rp2 triliun per bulan setiap masa panen. Namun, keuntungan tersebut dinilainya berasal dari praktik nakal yakni membungkus beras biasa dengan label premium.

“Dan saya tidak salah, saya benar karena mereka [penggilingan padi] mencari keuntungan yang luar biasa. Saya dapat laporan satu penggilingan padi untung tiap panen Rp2 triliun per bulan. Satu, Rp2 triliun per bulan,” kata Prabowo saat meluncurkan kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Senin (21/7/2025).

Dia juga menerima laporan ada permainan beras oplosan saat harga gabah kering panen (GKP) di tingkat penggilingan telah sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) di level Rp6.500 per kilogram.

Berdasarkan laporan yang diterima, Prabowo menyebut bahwa beras yang dijual ke masyarakat merupakan beras biasa yang dikemas dalam kualitas beras premium.

“Beras biasa dibungkus, dikasih stempel beras premium dijual Rp5.000 di atas harga harga eceran tertinggi. Saudara-saudara ini kan penipuan. Ini adalah pidana,” tekannya.

Untuk itu, dia meminta Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri) mengusut tuntas dan menindak tegas oknum yang menjual beras oplosan premium ini.

“Saya minta Jaksa Agung dan Kapolri usut dan tindak. Ini pidana,” tuturnya.

Di samping itu, Prabowo juga mendapat laporan adanya kerugian ekonomi dan masyarakat Indonesia mencapai Rp100 triliun setiap tahun dari adanya peredaran beras oplosan kemasan premium.

“Saya dapat laporan kerugian yang dialami oleh ekonomi Indonesia, kerugian oleh bangsa Indonesia, kerugian oleh rakyat Indonesia adalah Rp100 triliun tiap tahun,” ungkapnya.

Padahal, Prabowo menuturkan bahwa pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersusah payah mendapatkan penghasilan dengan memungut pajak hingga bea cukai.

“Menteri Keuangan [Sri Mulyani Indrawati] kita setengah mati mencari uang, setengah mati, pajak inilah, bea cukai inilah, dan sebagainya. Ini Rp100 triliun kita rugi tiap tahun dinikmati oleh hanya 4-5 kelompok usaha,” tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro