Bisnis.com, JAKARTA – Bulog mengaku memiliki cara alternatif untuk menyalurkan daging sapi yang diimpornya jika pedagang eceran terus-menerus menolak menjual ke konsumen.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan pihaknya akan masuk ke pasar-pasar murah yang digelar BUMN dan koperasi.
“Kami sudah tawarkan ke koperasi-koperasi. Mereka mau mengambil. BRI juga menggelar pasar murah. Di situ kami akan isi. Belum lagi Bulog dan yang lain-lain,” katanya kepada Bisnis, Sabtu (21/7).
Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan pendekatan dengan asosiasi pedagang. Sutarto mendapat laporan, asosiasi pedagang di setidaknya 14 pasar tradisional di Jakarta bersedia menjual daging sapi yang diimpor Bulog.
Pasar-pasar itu, antara lain Pasar Jatinegara, Kramat Jati, Pasar Minggu, Meruya dan sejumlah pasar di Jakarta Utara.
Hingga Sabtu (20/7), jumlah daging sapi beku yang tiba di Tanah Air masih 32 ton dari 200 ton yang direncanakan diangkut dengan kargo udara. Adapun 2.800 ton selebihnya akan diangkut menggunakan kapal dan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
Dari jumlah daging yang sudah masuk, baru 12 ton yang diserap pasar, sedangkan 20 ton masih tersimpan di gudang pendingin (cold storage) Bulog karena pedagang menolak bergabung dalam operasi pasar dengan beragam alasan.
Selain meragukan kehalalan daging, pedagang mempertimbangkan keuntungan yang dirasa kecil. Mereka pun menilai menjual daging Bulog senilai Rp75.000 per kg dapat merusak harga daging lokal di pasaran.
“Kami tidak akan menyerah. Kami akan terus OP (operasi pasar),” ujar Sutarto.