Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan perumahan di kota-kota besar di Indonesia dinilai mengabaikan usaha menghemat penggunaan energi. Segi estetika lebih diutamakan sehingga konsumsi energi meningkat.
“Banyak bangunan yang dari segi estetika tidak ada masalah, bahkan sangat indah. Namun, sangat boros memakai energi, biaya listrik membengkak,” ujar Dosen Arsitektur Universitas Tarumanegara Tri Harso Karyono di Jakarta, Sabtu (20/7/2013).
Tri mengatakan tantangan arsitek dalam merancang bangunan ialah upaya meminimalisir konsumsi energi dengan tetap menghadirkan hunian yang nyaman secara visual dan suhu ruangan. Hal sederhana yang perlu diperhatikan ialah menghindari pembangunan gedung menghadap ke Barat karena akan terkena sinar matahari secara langsung.
“Suhu akan naik dan konsumsi energi makin besar. Bangunan di Jalan Sudirman dan Thamrin hampir semuanya menghadap ke Barat maka pemakaian AC akan sangat besar,” ujarnya.
Tri mengatakan para arsitek juga mulai meninggalkan ventilasi di bawah atap, padahal ventilasi itu membantu pertukaran angin sehingga suhu ruangan akan lebih dingin. Jika bangunan tidak memiliki ventilasi maka panas akan terkumpul di plafon yang menyebabkan suhu ruangan juga akan panas.