Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PT Pembangunan Jaya akhirnya bisa memiliki 51% saham PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) yang sebelumnya dipegang oleh Suez International.
Rencananya sisa 49% saham yang saat ini dimiliki oleh Astratel juga akan dibeli oleh Pemprov DKI melalui BUMD PT Jakarta Propertindo. Sehingga Pemprov DKI akan memiliki 100% saham Palyja melalui dua perusahaannya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan pada awalnya Palyja yang merupakan operator air bersih di Jakarta Barat menolak pembelian saham oleh Pemprov DKI Jakarta. Para pemegang saham Palyja khawatir saham yang dijual tidak akan dibayarkan.
Namun setelah negosiasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM Jaya), akhirnya kedua pemegang saham Palyja sepakat menjual seluruh saham kepada Pemprov DKI. Diharapkan pekan depan sudah ada letter of interest (LoI) antara PT Pembangunan Jaya dengan Suez International.
LoI merupakan surat resmi bisnis yang berkaitan dengan pembelian atau pengambilalihan (akuisisi) aset perusahaan, saham perusahaan, penanaman modal atau investasi (investment), modal patungan (joint venture), atau penggabungan (merger) perusahaan, yang umumnya dalam skala besar secara finansial.
“Jadi yang 51% dulu dibeli. Setelah itu baru kita tawar Astratel. PT Jakrpo akan membeli saham Astratel. Pokoknya saya sudah bilang, kalau kamu tidak mau kita beli baik-baik, kami akan jarah kamu,” ujar Ahok di Balaikota DKI, Kamis (18/7/2013).
Mantan Bupati Belitung Timur ini tidak khawatir pelayanan Palyja terhadap para pelanggannya akan menurun saat sahamnya diambil alih oleh dua BUMD tersebut. Sebab, meski pemilik sahamnya adalah BUMD, wewenang pengendalian operator air bersih ini ada ditangan PDAM Jaya.(09/yus)